Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Boeing.Co menjanjikan santunan senilai US$ 100 juta bagi keluarga korban kecelakaan pesawat jet 737 Max 8. Santunan tersebut akan diberikan kepada korban Lion Air JT 610 di Indonesia dan Ethiopia Air ET 302.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga: Biaya Parkir Lion Air Rp 6 Miliar, Boeing Didesak Tanggung Jawab
Juru bicara Boeing menyatakan, pembayaran bantuan akan dilakukan secara multi-tahun. Bantuan juga tidak tergantung pada tuntutan hukum yang diajukan oleh keluarga dari 346 korban tewas dalam dua kecelakaan yang terjadi Oktober 2018 dan Maret 2019 ini.
Namun, Boeing menyebut dana itu tidak akan langsung diberikan kepada keluarga korban melainkan kepada pemerintah setempat. Terbuka kemungkinan pula, dana itu diserahkan kepada organisasi nirlaba untuk membantu keluarga korban di bidang pendidikan dan biaya hidup guna meningkatkan perekonomian keluarga korban.
Boeing juga mengatakan akan mengumpulkan sumbangan dari karyawan perusahaan itu hingga Desember 2019. "Keluarga dan orang-orang terkasih dari mereka yang ada di pesawat memiliki simpati terdalam kami dan kami berharap bantuan awal ini dapat membantu memberi mereka kenyamanan," kata CEO Boeing Dennis Muilenburg, Rabu 3 Juli 2019.
Berbagai tuntutan hukum telah diajukan terhadap Boeing oleh keluarga korban Lion Air di Indonesia dan Ethiopian Airlines. Di Indonesia, Lion Air dan Garuda Indonesia juga menuntut tanggung jawab Boeing karena dua maskapai itu kini menanggung biaya parkir armada Boeing 737 Max-nya senilai puluhan miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun janji bantuan tunai datang pada Rabu waktu setempat, ketika Boeing menghadapi penyelidikan oleh regulator global dan anggota parlemen AS atas pengembangan Boeing 737 MAX.
Pesawat Boeing 737 MAX sendiri telah dilarang terbang di seluruh dunia pada Maret 2019, setelah dua kecelakaan tragis tersebut. Boeing sedang mengerjakan perbaikan perangkat lunak yang telah diidentifikasi terkait dua kecelakaan maut itu, yang hasil perbaikannya harus disetujui oleh regulator udara AS sebelum 737 Max kembali mengudara.
ANTARA | FRANCISCA CHRISTY ROSANA