Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Keuangan PT BFI Finance Indonesia Tbk. atau BFI Finance Sudjono menjelaskan hingga semester I 2023 pembiayaan baru perseroan tercatat senilai Rp 10,3 triliun. Angka tersebut meningkat 20,8 persen year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Untuk target hingga akhir 2023, pembiayaan baru perseroan dapat mencapai Rp 20-21 triliun,” ujar dia di Antarasa Restauran, Jakarta Selatan, pada Kamis, 9 September 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sudjono mengatakan pada kuartal III 2023, kinerja perusahaan cenderung flat. Penyebabnya adalah karena adanya serangan siber pada sistem information technology (IT) BFI Finance. Menurut dia, serangan itu sedikit mempengaruhi, sehingga perusahaan perlu melakukan pengereman.
Namun, di kuartal IV 2023, dia memprediksi kondisinya akan normal kembali. “Sementara ini, kami lagi berbenah, jadi waktu berbenah kami nggak berani agresif dulu," tutur dia.
Adapun soal strategi yang akan dilakukan untuk menghadapi sisa tahun 2023, Sudjono menyebutkan beberapa. Beberapa di antaranya akan tetap fokus terhadap valuasi yang benar, target konsumen yang benar, dan credit procces yang benar.
Selain itu, fokus utama pembiayaan perseroan juga tetap pada kendaraan bekas dan alat-alat berat. Untuk alat berat pertumbuhannya lebih kencang dibandingkan dengan retail. “Di alat berat tumbuh sekitar 40-an persen tahun ini dari sisi penyaluran pembiayaan, retail lebih di bawahnya," ucap Sudjono.
BFI menjaga risiko kredit yang relatif rendah, dengan tingkat pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) neto terjaga di 0,79 persen selama semester I 2023. Selama periode tersebut, laba bersih perseroan tercatat senilai Rp 848,4 miliar, dengan total pendapatan senilai Rp 3,2 triliun atau meningkat 30,3 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
MOH KHORY ALFARIZI | ANTARA