Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

BP Tapera Sebut Rumah Subsidi Khusus Wartawan Berpeluang Dialihkan ke Profesi Lain

BP Tapera menargetkan penyerapan rumah subsidi untuk 13 profesi tercapai pada 1 Juli mendatang

17 April 2025 | 12.50 WIB

Pekerja tengah menyelesaikan pembangunan perumahan bersubsisdi dikawasan Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu 17 Februari 2024. KPR BTN tumbuh 10,4 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp257,92 triliun pada tahun 2023. Bila dirinci, KPR Subsidi tumbuh dobel digit mencapai 10,90 persen yoy atau sebesar Rp161,74 triliun dan KPR Non-subsidi tumbuh 9,5 persen yoy menjadi Rp96,17 triliun di tahun 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Pekerja tengah menyelesaikan pembangunan perumahan bersubsisdi dikawasan Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu 17 Februari 2024. KPR BTN tumbuh 10,4 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp257,92 triliun pada tahun 2023. Bila dirinci, KPR Subsidi tumbuh dobel digit mencapai 10,90 persen yoy atau sebesar Rp161,74 triliun dan KPR Non-subsidi tumbuh 9,5 persen yoy menjadi Rp96,17 triliun di tahun 2023. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat atau BP Tapera Heru Pudyo Nugroho mengatakan alokasi rumah subsidi untuk jurnalis bisa dialihkan untuk profesi lain. Hal ini seiring adanya penolakan dari aliansi jurnalis terhadap program 1.000 unit rumah subsidi yang digagas Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Heru menjelaskan,penyerapan rumah subsidi untuk 13 profesi ditargetkan tercapai pada 1 Juli mendatang. “Kalau tidak tercapai, ya sudah. Kami open ke profesi lain yang penyerapannya lebih tinggi,” kata Heru ketika ditemui di Kantor Kementerian PKP pada Rabu, 16 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun sebelumnya, penolakan terhadap program rumah subsidi untuk jurnalis disampaikan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), dan Pewarta Foto Indonesia (PFI).

Ketua Umum AJI Nany Afrida mengatakan jurnalis—sebagai warga negara—memang membutuhkan rumah. Namun ia mengingatkan pemerintah bahwa semua profesi juga membutuhkan hal yang sama. Karena itu, menurut dia, persyaratan kredit rumah subsidi harus berlaku untuk semua warga negara tanpa dibedakan menurut profesinya.

Nany juga mengatakan, bila jurnalis mendapatkan rumah dari pemerintah, maka tidak bisa dielakkan kesan publik bahwa jurnalis sudah tidak kritis lagi. “Sebaiknya program ini dihentikan saja. Biarlah teman-teman mendapatkan kredit lewat jalur normal seperti lewat Tapera atau bank,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Selasa, 15 April 2025.

Bila pemerintah ingin memperbaiki kesejahteraan jurnalis, Nany menuturkan, pemerintah seharusnya memastikan perusahaan media menjalankan UU Ketenagakerjaan, termasuk memastikan upah minimum jurnalis, memperbaiki ekosistem media, serta menghormati kerja-kerja jurnalis.

“Jika upah jurnalis sudah layak, maka kredit rumah dengan mudah dapat dipenuhi,” kata dia.

Lebih lanjut, Ketua Umum PFI Reno Esnir mengatakan program rumah subsidi untuk jurnalis tidak ada hubungannya dengan tugas pers atau jurnalistik. Senada dengan Nany, jalur khusus bagi jurnalis mengakses program ini justru memberi kesan buruk. Terlebih, masih ada profesi lain yang harus memperebutkan program rumah subsidi melalui jalur normal.

“Subsidi rumah mestinya bukan berdasarkan profesi tapi untuk warga yang membutuhkan dengan kategori penghasilan, apapun profesinya,” tuturnya.

Menteri PKP Maruarar Sirait alias Ara tidak mempersoalkan penolakan tersebut. Maruarar Sirait mengklaim rumah subsidi untuk jurnalis bukan untuk membungkam kritik. Namun,program ini dilakukan sebagai niat baik dari pemerintah. 

 "Wartawan, media, sebagai pilar demokrasi, juga punya hak untuk hidup sejahtera termasuk di sektor perumahan,” kata Politikus Partai Gerindra itu, Selasa, 15 April 2025.

Lebih lanjut, Maruarar Sirait meyakini program rumah subsidi untuk jurnalis bisa terealisasi. “Saya yakin terserap. Nanti kita lihat,” kata Maruarar Sirait.

 

 

 

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus