Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

BPS: Ekspor dan Impor Indonesia Turun di November 2024

BPS mencatat penurunan ekspor dan impor Indonesia pada November 2024 masing-masing 1,70 persen dan 10,71 persen dibanding bulan sebelumnya.

16 Desember 2024 | 19.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan ekspor dan impor Indonesia pada November 2024 masing-masing 1,70 persen dan 10,71 persen dibanding bulan sebelumnya. Nilai ekspor Indonesia berada di angka US$24,01 miliar dan impor di angka US$ 19,59 miliar pada November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pelaksana tugas Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan penurunan ekspor terbesar di sektor nonmigas terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewani atau nabati. Penurunan pada komoditas lemak dan minyak hewani atau nabati mencapai US$317,9 juta atau setara 10,48 persen dari bulan sebelumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sementara penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor gas alam 14,32 persen menjadi US$678,1 juta,” kata Amalia dalam konferensi pers yang disimak secara daring, Senin, 16 Desember 2024.

Selanjutnya, dari sisi impor, penurunan terbesar dari golongan nonmigas terjadi di golongan mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya yang turun 15,49 persen menjadi US$404,4 juta. Sementara itu, untuk sektor impor migas menurun 10,71 persen menjadi US$19,58 miliar. Penurunan impor di sektor migas terjadi karena berkurangnya impor minyak mentah sebesar 59,38 persen atau setara US$720,9 juta. Impor hasil minyak juga mengalami penurunan 15,28 persen atau 15,28 persen.

Kendati begitu, secara kumulatif dari Januari-November 2024, jika dibandingkan periode yang sama di tahun lalu angka ekspor maupun impor mengalami peningkatan. Nilai ekspor Indonesia Januari–November 2024 mencapai US$241,25 miliar atau naik 2,06 persen dibanding periode yang sama tahun 2023.

Di sisi lain, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$ 4,42 miliar pada November 2024. “Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 55 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” kata Amalia.

Surplus pada November 2024 ditopang komoditas nonmigas. Penyumbang utamanya adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja. Pada saat yang sama, kata dia, neraca perdagangan komoditas migas tercatat mengalami defisit US$ 1,25 miliar.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus