Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan tahun 2024 hari ini. Pelaksana tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti memaparkan pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,03 persen atau melambat dibanding 2023 yang sebesar 5,05 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Amalia, penyebab pertumbuhan ekonomi melambat dapat dilihat dari kontribusi pertumbuhan. Sumber penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi menurut pengeluaran di antaranya konsumsi rumah tangga, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) hingga ekspor dan konsumsi pemerintah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski seluruh komponen tersebut tumbuh positif, namun ekspor pada 2024 tumbuh lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. “Satu komponen penahan laju pertumbuhan adalah dari net ekspor. Walaupun (pertumbuhannya) positif tapi karena positifnya sedikit lebih kecil dibanding 2023, maka sumbangan terhadap pertumbuhannya negatif,” ujar Amalia di kantor pusat BPS, Jakarta, Rabu, 5 Februari 2025.
Berdasarkan data BPS, konsumsi rumah tangga menjadi sumber yang menopang pertumbuhan tertinggi pada 2024 dengan kontribusi 2,60 persen. Disusul PMTB 1,3 persen dan konsumsi pemerintah sebesar 0,48 persen.
Sedangkan ekspor barang dan jasa kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi minus 0,01 persen. Berbeda dibanding 2023, saat itu konsumsi dan PMTB menjadi kontributor utama penyumbang pertumbuhan ekonomi. Disusul, ekspor yang berkontribusi 0,66 persen terhadap pertumbuhan.
Amalia memaparkan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan untuk eskpor barang dan jasa pada 2024 sebesar Rp 513,7 triliun, atau lebih kecil dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 514,36 triliun. “Tetap positif tapi nilai positifnya lebih kecil,” ujarnya.