Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MASKAPAI penerbangan pelat merah, Garuda Indonesia (Persero) Tbk, menderita kerugian US$ 283,8 juta atau setara dengan Rp 3,785 triliun hingga semester pertama tahun ini. Di luar biaya berulang perusahaan (nonrecurring expense), rugi perseroan mencapai US$ 138 juta atau sekitar Rp 1,84 triliun. Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury mengatakan kerugian dipicu beban harga bahan bakar di semester pertama. "Angkanya naik 36,5 persen dibanding semester pertama 2016," katanya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa pekan lalu.
Garuda tak bisa menghindari kerugian kendati perseroan mampu menangguk pendapatan dari penumpang internasional sebesar US$ 653,3 juta. Adapun penumpang domestik menyumbang pendapatan sebesar US$ 569 juta. Jumlah penumpang yang diangkut tercatat 17,2 juta atau naik 3,9 persen dibanding semester pertama tahun lalu. ANTARA / AJI SETYAWAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo