Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Ladang Bisnis Pengantre Profesionalv

Setelah marak di Singapura dan Amerika Serikat, jasa antrean merambah Indonesia. Melayani antrean rumah sakit, pembelian tiket, hingga mengambil perlengkapan lomba lari.

14 Agustus 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ladang Bisnis Pengantre Profesional

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AKTIVITAS harian Rio dua bulan terakhir sedikit bertambah. Warga Jakarta Pusat ini kini kerap bangun tidur sebelum azan subuh. Ia bangun lebih awal demi mengejar antrean pemohon paspor di kantor imigrasi. Biasanya, tepat pukul 05.00, dia sudah berbanjar di kantor imigrasi. Setelah mengambil nomor antrean, Rio memberi kabar kepada seseorang melalui telepon selulernya.

Rio bukan calo paspor. Pria 29 tahun ini merupakan pengantre profesional. Tugasnya: datang pagi, mengambil nomor antrean, lalu menunggu hingga loket di kantor imigrasi buka. Tugas Rio selesai begitu sang pemohon paspor yang memakai jasanya tiba di sana. "Setelah kasih nomor antrean kepada konsumen, baru saya pulang," ujarnya kepada Tempo, Kamis pekan lalu.

Sebagai pengantre profesional, Rio dibayar. "Hasilnya lumayan," ujarnya. "Setiap pekan ada saja order masuk." Dia melakoni pekerjaan ini untuk menambah penghasilan sebagai karyawan swasta.

Jasa antre profesional yang dijalani Rio dioperasikan oleh Ngantri.co.id, unit usaha perusahaan rintisan penyedia jasa asal Singapura, Page Advisor. Tak hanya menyediakan jasa antre di kantor imigrasi, Ngantri.co.id juga menyediakan jasa antrean lain, seperti pembelian tiket bioskop atau pertunjukan, pengambilan perlengkapan lomba lari, hingga antrean layanan medis. Inilah layanan marketplace alias ruang interaksi antara konsumen dan penyedia jasa antre dalam bentuk website.

Chief Executive Officer Ngantri.co.id Ryan Kristomuljono mengatakan usaha jasa antre ini pertama kali beroperasi pada acara travel fair salah satu maskapai penerbangan internasional di Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, dua bulan lalu. Kehadiran Ngantri.co.id langsung disambut antusiasme pengunjung. Lamanya antrean demi mendapatkan tiket murah bisa mencapai lima-enam jam. "Bahkan ada orang yang rela antre dari pukul 2 dinihari, padahal acaranya baru dimulai pukul 10 pagi," ujar Ryan saat ditemui di kantornya di kawasan Meruya, Jakarta Barat.

Dalam acara itu, Ngantri.co.id sampai harus menolak sejumlah permintaan konsumen karena kurangnya tenaga pengantre. Dari acara itu, Ryan yakin keputusan membuka bisnis jasa antrean di Jakarta tepat karena banyaknya konsumen yang enggan menunggu berjam-jam.

Induk perusahaan Ngantri.co.id, Page Advisor, telah beroperasi di Malaysia dan Singapura. Di sana mereka menyediakan sejumlah jasa, seperti cleaning service, jasa perbaikan rumah (tukang), teknisi listrik, kecantikan dan pijat rumahan, serta fotografi pernikahan. Di kedua negara tersebut, perusahaan ini bekerja sama dengan lebih dari 5.000 penyedia jasa. Namun khusus jasa antrean baru ada di Indonesia. "Page Advisor masuk ke Indonesia lewat Ngantri.co.id," kata Direktur Pengembangan Bisnis Page Advisor Indonesia Mario Subekti. "Layanan penuh akan kami luncurkan awal tahun depan."

Di negara lain, bisnis semacam ini lebih dulu berkembang. Di Thailand, misalnya, sejak tahun lalu muncul aplikasi QueQ, yang penggunanya mencapai 600 ribu orang. Sementara Ngantri.co.id dan Akuantri.co.id baru bisa diakses melalui situs dan layanan pesan instan, QueQ telah memiliki aplikasi ponsel yang bekerja pada sistem operasi Android dan iOS. Perbedaan lainnya, pengguna aplikasi ini tidak menyewa jasa orang lain, melainkan hanya mengambil nomor antrean di lokasi-lokasi pilihan yang terdaftar secara virtual. Pengguna akan memperoleh notifikasi begitu akan mendapatkan giliran.

Di Amerika Serikat, salah satu perusahaan rintisan penyedia jasa antre profesional yang sudah terkenal adalah Same Ole Line Dudes alias SOLD Inc. Usaha ini dijalankan Robert Samuel, mantan tenaga penjual di perusahaan telekomunikasi AT&T. SOLD Inc menyediakan jasa pembelian barang, antrean restoran, dan tiket pertunjukan. Situs Elitedaily melaporkan, pada awal 2017, SOLD Inc telah mendulang penghasilan US$ 8.000 per bulan atau sekitar Rp 106,6 juta.

Kisah sukses jasa antrean juga dicatat oleh seorang remaja berusia 15 tahun asal Texas, Amerika, bernama Desmond Roland. Sejak dua tahun lalu, dia membuka jasa antrean restoran dan pemesanan makanan. Seperti dikutip dari The Independent, Desmond dikabarkan telah mampu membeli mobil sendiri hingga menabung untuk biaya kuliah.

Bisnis jasa antrean, menurut Mario, punya prospek cerah. Peminat berdatangan sejak Ngantri.co.id beroperasi. Sementara itu, penyedia jasa serupa belum banyak. "Omzet kami belum besar, masih tujuh digit rupiah, tapi jumlah konsumen terus bertambah mencapai seratus orang dalam dua bulan." Mereka mengincar para konsumen yang melakukan pemesanan berulang. "Makanya salah satu jasa yang kami tawarkan adalah pengambilan race pack."

Race pack atau perlengkapan lomba adalah aneka produk yang biasa diperoleh peserta lomba lari. Saat ini acara lomba lari sangat banyak dan rutin digelar di Jakarta dan sekitarnya. Peserta lomba lari biasanya diharuskan mengambil race pack beberapa hari sebelum perlombaan. "Mereka tidak bisa mengambil karena kesibukan pekerjaan atau tinggal di luar Jakarta," kata Ryan Kristo. Dari sinilah sumber pendapatan berulang Ngantri.co.id.

Rio termasuk mitra kerja Ngantri.co.id yang juga sering mendapat tugas mengambil race pack dari panitia lomba lari. Sudah belasan kali dia mendapat tugas ini. "Justru tugas semacam ini lebih sering ketimbang mengantrekan nomor urut pembuatan paspor," ujarnya. Race pack yang diambil Rio kemudian diantarkan ke kantor Ngantri.co.id. Setelah itu, perusahaan mengirimkan barang ke konsumen.

Setiap kali memesan jasa antrean atau pengambilan race pack, konsumen cukup membayar Rp 100 ribu untuk durasi antrean selama tiga jam. Jika ternyata antrean melebihi waktu tersebut, konsumen harus membayar tambahan Rp 25 ribu per jam. Tenaga pengantre seperti Rio mendapatkan bayaran dari perusahaan satu-dua hari setelah merampungkan tugasnya.

Di Indonesia, Ngantri.co.id dan Akuantri.co.id yang menyediakan layanan ini. Di situsnya, Akuantri.co.id menyediakan layanan antre tiket transportasi, layanan antre di lokasi layanan kesehatan, pemesanan makanan, hingga antrean salon atau barbershop. Bedanya dengan Ngantri.co.id, Akuantri mematok tarif Rp. 2.500 per lima menit. Artinya, biaya jasa antre selama satu jam di Akuantri berkisar Rp 30 ribu.

Jasa antrean seperti yang dijalankan Ngantri.co.id bersaing dengan jasa pemesanan makanan yang juga disediakan perusahaan aplikasi transportasi online. Contohnya Go-Food oleh Go-Jek dan GrabFood oleh Grab Indonesia. Namun jasa antrean diklaim memiliki keunggulan karena dibayar berdasarkan durasi. "Sementara itu, pengemudi ojek online kan bisa menolak atau membatalkan pesanan jika antrean sangat lama," kata Ryan.

Ryan mengatakan, kendati memiliki prospek cerah, bisnis jasa antrean di Indonesia memiliki tantangan cukup besar karena pekerjaan ini dianggap seperti calo. Tapi, menurut dia, jasa antrean yang dijalankan murni menggantikan seseorang saat antre. "Calo biasanya punya akses ke birokrasi untuk memotong antrean, kalau kami tetap mengikuti prosedur."

PRAGA UTAMA, KHAIRUL ANAM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus