Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Patra Niaga Akui Penjualan Pertamax Sempat Turun di Tengah Isu Pengoplosan BBM

Pelaksana Tugas Harian Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo mengatakan penurunan penjualan Pertamax terjadi dalam sehari

26 Februari 2025 | 21.30 WIB

Sejumlah kendaraan mengisi bahan bakar di SPBU Jakarta. Pertamina pastikan kualitas Pertamax tetap terjaga. Dengan pengawasan ketat dan spesifikasi sesuai standar RON 92. Dok. Pertamina
material-symbols:fullscreenPerbesar
Sejumlah kendaraan mengisi bahan bakar di SPBU Jakarta. Pertamina pastikan kualitas Pertamax tetap terjaga. Dengan pengawasan ketat dan spesifikasi sesuai standar RON 92. Dok. Pertamina

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina Patra Niaga mengakui adanya penurunan penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax, namun hal itu diklaim hanya terjadi dalam satu hari, yakni pada 25 Februari 2025. Penurunan itu ditengarai usai merebaknya isu dugaan pengoplosan BBM jenis Pertamax yang saat ini ditangani Kejaksaan Agung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Pelaksana Tugas Harian Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo mengatakan penurunan itu terjadi dalam sehari, namun rata-rata penjualan harian tetap stabil. "Penurunan hanya terjadi satu hari, sekitar 5 persen, tetapi jika melihat rata-rata hariannya, masih berada di angka yang sama," ujar Mars Ega dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPR, Rabu, 26 Februari 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Isu mengenai kualitas BBM Pertamax sempat menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir. PT Pertamina (Persero) menepis tuduhan terkait dugaan pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) di SPBU miliknya. Ega menegaskan bahwa seluruh produk BBM yang dijual di SPBU resmi Pertamina memiliki spesifikasi yang terjamin. 

“Kami jelaskan secara teknis, produk BBM RON 90 dan RON 92 yang dipasarkan dengan merek Pertamina telah sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Kami menjamin bahwa BBM yang dijual di SPBU resmi Pertamina merupakan produk dengan kualitas terjaga,” ujar Ega.

Ia juga menjelaskan penambahan zat aditif dalam BBM bukanlah bagian dari praktik pengoplosan, melainkan bertujuan untuk meningkatkan performa produk. “Penambahan aditif ini dilakukan untuk meningkatkan nilai guna BBM, misalnya dengan menambahkan zat anti-karat, deterjen untuk menjaga kebersihan mesin, serta meningkatkan akselerasi kendaraan,” katanya.

Mars Ega menegaskan bahwa tidak ada fasilitas pencampuran atau blending di terminal penyimpanan BBM Pertamina Patra Niaga. “Yang ada hanya fasilitas untuk penambahan aditif dan pewarna, bukan untuk pengoplosan BBM,” katanya.

Dalam pengawasan, ia menyebut bahwa distribusi dan kualitas BBM yang dipasarkan Pertamina diawasi ketat oleh pemerintah melalui Badan Pengawas Hilir (BPH) Migas dan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). “Pengambilan sampel dan uji kualitas dilakukan secara rutin oleh pihak independen,” katanya.

Sebelumnya, berbagai spekulasi terkait pencampuran BBM muncul di publik, yang diduga mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap produk Pertamax. “Kalau di luar SPBU, kami tidak bisa menjamin kualitasnya. Tapi kalau di SPBU Pertamina, kami pastikan BBM yang dijual sesuai standar,” katanya.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus