Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
BukuWarung menawarkan aplikasi pembayaran digital.
Tantangan utama dalam digitalisasi UMKM adalah rendahnya literasi keuangan.
Sebanyak 20,5 juta UMKM sudah go digital.
Digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kian masif pada masa pandemi Covid-19. Tak hanya untuk keperluan penjualan daring, pelaku usaha juga didorong mendigitalkan pencatatan keuangannya supaya bisa mendapatkan akses terhadap pembiayaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, per November 2022, terdapat 20,5 juta UMKM yang telah go digital. Pemerintah menargetkan hingga 2024 sebanyak 30 juta UMKM go digital. Besarnya potensi inilah yang mendasari terciptanya platform BukuWarung di 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"BukuWarung menyediakan solusi pencatatan keuangan atau pembukuan usaha secara digital dan menghubungkannya dengan teknologi keuangan lainnya, seperti pembayaran, e-commerce, hingga pinjaman," kata CEO & co-founder BukuWarung, Abhinay Peddisetty.
Ia menuturkan digitalisasi pembukuan diharapkan dapat membantu pelaku UKM menyediakan laporan keuangan yang lengkap dan rapi sebagai syarat untuk mendapatkan pendanaan dari lembaga pinjaman formal. “BukuWarung ingin membantu pelaku UMKM memenuhi kebutuhan terkait dengan layanan keuangan, pembayaran, dan pembukuan.”
Bagaimana strategi BukuWarung merangkul UMKM? Berikut ini petikan wawancara Koran Tempo dengan Abhinay pada akhir pekan lalu.
Apa saja layanan yang diberikan BukuWarung kepada mitra UMKM?
Pertama adalah pembayaran digital untuk mempercepat transaksi dan aliran dana dengan pemanfaatan QRIS (QR Indonesia Standard), penagihan dan pembayaran (Tagih&Bayar), pembayaran tagihan digital (PPOB), hingga fitur dompet digital (Saldo). Kedua, layanan beli dulu, bayar nanti (Talangin Dulu) dan pinjaman usaha (Solusi Modal Usaha) kepada merchant-merchant yang menjadi mitra terpilih. Ketiga, solusi aplikasi untuk membantu mitra kami mengelola bisnis dengan efisien, seperti pembukuan digital, manajemen penyimpanan, dan perangkat kasir mobile.
Berapa banyak pengguna BukuWarung saat ini?
Sejak berdiri pada 2019, aplikasi kami telah digunakan oleh lebih dari 8 juta merchant tepercaya dan sekitar 480 ribu pengguna setiap bulan.
Bagaimana demografinya?
Pengguna kami bertumbuh sangat cepat. Pada 2020, kami mencatatkan 1 juta pengguna dan pada akhir 2022 sudah 8 juta pengguna. Kuncinya adalah membuat produk kami tetap sederhana, cepat, dan mudah dipahami, seperti aplikasi WhatsApp. Demografi pengguna kami kebanyakan di rentang usia 18-30 tahun, bergerak di UMKM bidang fast moving consumer goods, makanan dan minuman, retail kecil dan menengah, pemasok dan grosir, serta online to offline.
Seberapa luas jangkauan BukuWarung?
Karena kami menggunakan pendekatan digital, batasan geografis tidak menghentikan misi kami merangkul seluruh UMKM. Mitra UMKM kami tersebar hampir di semua kota, dari Aceh sampai Ambon. Tapi kebanyakan memang tinggal di kota besar, seperti Jakarta dan sekitarnya, Bandung, Medan, dan Surabaya.
Apa strategi Anda untuk melipatgandakan jumlah pengguna?
Kami terus berinovasi dalam menyediakan produk dan layanan keuangan bagi UMKM, bekerja sama dengan fintech dan perbankan untuk memperdalam fitur serta mengakses layanan pembiayaan dan solusi keuangan lainnya. Tahun ini kami ingin meningkatkan engagement atau interaksi dengan para pengguna existing, selain berfokus mengakuisisi pengguna baru.
Pedagang warung menggunakan aplikasi BukuWarung. Dok. BukuWarung
Apa yang membedakan BukuWarung dengan aplikasi sejenis lainnya?
Di samping berfokus pada layanan keuangan digital usaha, kami berfokus meningkatkan produktivitas bisnis merchant. Kemudian, pada saat melakukan pembayaran, mitra merchant yang sebelumnya harus mengirim pesan melalui SMS atau WhatsApp kepada pelanggannya, sekarang tidak perlu. Semuanya bisa diatur secara sistem sampai ke pelanggan melakukan pembayaran secara digital.
Dengan demikian, aplikasi ini mendorong pekerjaan empat kali lipat lebih cepat. Kemudian, kami juga mendorong merchant menyediakan pembayaran QRIS yang lebih mudah dan aplikasi kami didesain untuk dapat dipakai secara offline, tanpa koneksi Internet, sehingga bisa diakses kapan pun.
Di tengah maraknya kasus kejahatan siber, apa jaminan layanan BukuWarung andal dan tepercaya?
Dalam menyediakan layanan seperti pembukuan dan pembayaran, kami berkolaborasi dengan penyelenggara jasa keuangan serta penyelenggara jasa sistem pembayaran yang tepercaya dan berlisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia. Kami juga berusaha menjaga keamanan platform dengan selalu memperbarui proses KYC (know your customer) menggunakan teknologi biometrik, termasuk ada tahap verifikasi akun jika ingin mengakses penuh fitur BukuWarung.
Apa kendala yang dihadapi dalam membantu digitalisasi UMKM?
Salah satu tantangan utama dalam digitalisasi UMKM adalah rendahnya literasi keuangan digital. Berdasarkan data OJK, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih 49,68 persen. Indeks di area perdesaan juga masih tertinggal dari indeks area perkotaan. Terlebih saat ini baru 20,5 juta UMKM dari total 65 juta UMKM yang masuk ke ekosistem digital. Kondisi ini menunjukkan utilisasi teknologi dalam bisnis UMKM masih harus ditingkatkan.
Bagaimana prospek bisnis UMKM?
Kami memandang prospek ekonomi digital di sini menjanjikan, mengingat Indonesia merupakan pemain terbesar UMKM di Asia Tenggara. Kami yakin peluangnya masih besar untuk membantu UMKM-UMKM yang tersisa untuk go digital.
Dari mana sumber pendanaan BukuWarung?
Pendanaan BukuWarung didukung oleh perusahaan-perusahaan ventura global, antara lain Valar Ventures, Goodwater Capital, Y Combinator, AC Ventures, Quona Capital, East Ventures, Golden Gate Ventures, Rocketship.vc, dan Tanglin Venture Partners.
Apa kiat untuk menjaga bisnis ini berkelanjutan?
Kami akan terus membangun produk yang bagus dari sudut pandang pertumbuhan agresif yang berkelanjutan sekaligus untuk mencetak pendapatan. Kami berharap bisa menjadi pemimpin pasar dalam bidang ini.
BIODATA
Pendidikan:
- Sarjana bidang sistem informasi di Birla Institute of Technology and Science, Pilani, India
Karier:
- Business Manager di Near India (2013-2015)
- Head of Business, Founding Team Member di Belong.co (2015-2018)
- Head of Enterprise Business APAC di Carousell (2018-2019)
- Co-founder & CEO BukuWarung (2019-sekarang)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo