Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Denpasar -Pemilik bengkel di Denpasar, Mohammad Nazir, 35 tahun, mengatakan selama masa pandemi Covid-19, pesanan sepeda fixie dan custom meningkat hingga 300 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Persentasenya sekitar 300 persen lah, dibandingkan dengan masa sebelum ada Covid-19," kata Mohammad saat ditemui di Denpasar, Bali, Minggu, 22 Juni 2020.
Ia mengatakan sepeda fixie dan "custom" ini terbuat dari sepeda bekas dan sudah tidak terpakai. Bengkel yang beralamat di Jalan Nusa Kambangan, Denpasar Barat, ini sudah lama dijalankannya. Namun permintaan yang meningkat drastis justru selama pandemi.
"Kita kerjakan sepeda lama, sepeda yang enggak laku itu diubah jadi fixie. Ide sudah lama, sekitar enam tahun. Selama pandemi ini semakin meningkat peminatnya. Padahal dari dulu saya juga sudah bikin sepeda fixie. Tapi dalam pembuatannya tidak semua model sepeda, kadang sesuai permintaan," kata dia.
Pengiriman sepeda fixie dan custom tidak hanya di wilayah Bali, tapi hingga luar Bali. Dalam waktu sehari, Mohammad mengaku bisa membuat tiga sampai empat sepeda fixie atau custom.
Mohammad menjelaskan pihaknya juga menerapkan protokol kesehatan dalam proses pengerjaan, yaitu pemesanan melalui aplikasi whatsapp untuk meminimalisasi kermunan. Proses pembayaran juga dilakukan melalui transfer sesuai kesepakatan.
"Untuk harga dari Rp 1,5 juta sampai Rp6 juta, tergantung dari jumlah permintaan pelanggan. Harga ratusan ribu rupiah itu sepeda anak-anak dan untuk bikin frame saja. Jadi untuk mengubah body saja sekitar Rp 100 ribu-Rp 300 ribu. Kalau proses buat dari awal ya Rp 5,5 juta untuk yang biasa," tuturnya.
Dalam proses pembuatan ini melibatkan tiga pekerja. "Pembelinya dominan remaja, tapi juga ada yang sudah bekerja atau komunitas juga ada. Kebetulan di lingkungan ini, hanya bengkel saya yang mengerjakan ini," katanya.
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini