Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Maimunah, warga Pulau Terong, Batam, hanya menggelengkan kepala ketika Tempo menyebut nama Sukarno, Soeharto, Abdurrahman Wahid, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Sebaliknya, ia buru-buru menyahut ketika diajak berbicara tentang Mahathir Mohamad dan Lee Kuan Yew. "Mahathir itu berani, saye dengah pidatonya di radio," kata perempuan 65 tahun itu, Kamis pekan lalu. Rusmini, murid kelas II sekolah dasar di Pulau Pecong, Batam, juga begitu fasih menyanyikan Negaraku—lagu kebangsaan Malaysia—dan Majulah Singapura, lagu kebangsaan Singapura. "Kat sini sering dengah lagu itu," ujar bocah sembilan tahun itu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo