BEBERAPA perusahaan besar yang ketika go public menggebugebu, kini dalam rapat umum pemegang saham melaporkan bahwa laba yang mereka raih tak sebanyak yang diperoleh tahun lalu. Salah satu perusahaan yang membuat laporan seperti itu adalah PT Pudjiadi & Sons Estate. Perusahaan konglomerat yang bergerak di bidang perumahan, hotel, dan perkantoran ini melaporkan bahwa telah terjadi penurunan laba dari Rp 4,7 milyar menjadi tinggal Rp 3,37 milyar. Berarti turun 29% dibanding keuntungan tahun 1990. Tapi, selain bisnis yang memang sedang lesu, yang membuat laba Pudjiadi menciut adalah membengkaknya biaya operasi dari Rp 698 juta menjadi Rp 2 milyar lebih. Alasan lain, banyak dana perusahaan ini yang digunakan untuk ekspansi. Nah, tatkala likuiditas di dalam negeri sedang kering, Pudjiadi "menerbangkan" dananya ke luar negeri. Di Dallas, AS, konglomerat ini sedang membangun hotel berkamar 288 dengan investasi US$ 10,5 juta. Di samping itu, juga di Dallas, Pudjiadi akan membangun sebuah gedung perkantoran. Cukup? Tampaknya belum. Ini baru langkah awal. "Dalam jangka panjang, masih ada beberapa tempat yang kami lirik," kata salah seorang direktur Pudjiadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini