Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Direktur Unilever Indonesia Borong Saham UNVR Senilai Rp 1 Miliar

Direktur PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) Ainul Yaqin tercatat memborong 296.000 saham perusahaan.

29 Maret 2022 | 10.20 WIB

Logo Unilever. REUTERS/Philippe Wojaze
Perbesar
Logo Unilever. REUTERS/Philippe Wojaze

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Direktur PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) Ainul Yaqin tercatat memborong saham perusahaan dengan total transaksi Rp 1 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Mengutip data keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam surat edaran berisi laporan kepemilikan atau setiap perubahan kepemilikan saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) tertanggal 28 Maret 2022, direktur perseroan tersebut memborong 296.000 saham dengan harga per lembarnya Rp 3.380. Transaksi yang terjadi pada, 24 Maret 2022 tersebut mencatatkan nilai total Rp 1 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, lelaki asal Lamongan, Jawa Timur yang baru saja diangkat sebagai Direktur Unilever Indonesia pada 1 November 2021 itu memegang saham perusahaan sebanyak 42.200 lembar. Kini, total saham Unilever Indonesia yang digenggamnya mencapai 338.200 lembar.

Surat dalam keterbukaan informasi BEI dibuat untuk memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 11/POJK.04/2017 tanggal 14 Maret 2017 tentang Laporan Kepemilikan atau Setiap Perubahan Kepemilikan saham Perusahaan Terbuka. Pada perdagangan sesi pertama pagi, Selasa (29/3/2022) saham UNVR tercatat menghijau 2,31 persen, atau setara 80 poin ke posisi Rp3.540.

Sebelumnya, UNVR tercatat masih dalam tren negatif bersamaan dengan emiten konsumen kenamaan lainnya seperti PT Mayora Indah Tbk. (MYOR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP).

Pada awal Maret 2022, PT Nilzon Capital Advisor mengeluarkan publikasi riset setebal 44 halaman yang menyarankan pemegang saham pengendali akhir Unilever Indonesia yakni Unilever Plc melakukan pembelian saham publik yang saat ini tersisa 15 persen.

Nilzon menjelaskan pemegang saham pengendali mengambil terlalu banyak dari entitas di Indonesia, baik melalui biaya manajemen maupun dividen. Pada saat yang bersamaan, peningkatan penjualan perusahaan tidak beriringan dengan kenaikan biaya manajemen maupun tingginya pos periklanan dan biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja.

Tercatat sejak 1 Januari 2018 hingga awal Februari 2022, kinerja saham UNVR masih berada di bawah kinerja IHSG dan Indeks LQ45. Saat ini, saham UNVR diperdagangkan dengan diskon 66 persen dari puncaknya di awal tahun 2018, atau sekitar -62 persen apabila disesuaikan dengan harga dividen.

Beberapa faktor yang menurut riset Nilzon mempengaruhi kinerja saham Unilever Indonesia tersebut antara lain seperti kinerja keuangan yang loyo dan kegagalan beruntun dalam memenuhi ekspektasi pasar, efektivitas manajemen internal, dan bisa juga karena adanya pemotongan bobot besar-besaran dari indeks utama Indonesia, khususnya IHSG, IDX-30, dan LQ-45 karena penerapan aturan freefloat-adjusted.

Kesimpulannya, hasil riset Nilzon menyebut jika UNVR diputuskan menjadi perusahaan yang tertutup atau go private, maka manajemen akan memiliki waktu untuk mengkonsolidasikan kembali kinerja.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus