Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan menggandeng 46 perusahaan dari dalam dan luar negeri untuk mendatangkan 1,3 juta ekor sapi. Kerja sama ini dijalin pemerintah untuk memenuhi kebutuhan susu dan daging di dalam negeri seiring akan dimulainya program makan bergizi gratis pada 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengklaim pemerintah telah mencapai kesepakatan dengan perusahaan-perusahaan itu. Hal ini diucapkan Sudaryono saat bertemu Wakil Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang, Yoichi Watanabe di Tokyo, Selasa, 15 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sudaryono mengatakan pemerintah akan memberikan dukungan perizinan kepada perusahaan-perusahaan itu. Pemerintah juga akan menyiapkan lahan seluas 1 juta hektar untuk memelihara sapi. “Kami juga berharap ada keterlibatan dari Jepang dalam program ini,” ucapnya, dikutip dari siaran pers.
Koran Tempo pernah melaporkan pada 27 Agustus 2024, bagi-bagi susu lewat program makan bergizi gratis berisiko bertumpu pada impor bahan baku. Sebab, kapasitas peternak sapi perah lokal belum mumpuni.
Minimnya bahan baku di dalam negeri tampak dari data Kementerian Perindustrian. Pada 24 Mei 2024, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menyatakan susu segar dari peternakan di dalam negeri cuma bisa menutupi 20 persen kebutuhan bahan baku sepanjang 2023. Saat itu kapasitas produksi industri pengolahan susu mencapai 4,64 juta ton.
Putu mencatat produksi susu segar di dalam negeri hanya tumbuh rata-rata 1 persen dalam enam tahun terakhir. “Sehingga tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan kebutuhan bahan baku industri pengolahan susu yang tumbuh rata-rata 5,3 persen,” ujarnya.
Akar masalahnya adalah populasi sapi yang rendah. Kemenperin mencatat jumlahnya hanya 592 ribu ekor sapi pada 2023. Produktivitasnya pun rendah, hanya 8–12 liter per ekor per hari. “Pengembangan produksi susu segar juga dihadapkan pada terbatasnya lahan untuk kandang dan pakan hijauan,” katanya.
Vindry Florentin berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: TNI Bangun Dapur untuk Program Makan Bergizi Gratis