Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
TikTok akan berinvestasi ratusan triliun rupiah di Indonesia.
Skema perniagaan TikTok Shop dianggap menarik bagi pelaku usaha kecil.
TikTok Shop bakal menyaingi platform e-commerce yang lebih dulu eksis.
PERTEMUAN antara Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Chief Executive Officer TikTok Shou Zi Chew pada Rabu, 14 Juni lalu, membuka peluang baru. TikTok, perusahaan penyedia jejaring sosial konten video asal Cina, akan menanamkan dana US$ 10 miliar atau sekitar Rp 148 triliun di Indonesia dalam lima tahun ke depan. “Mereka menemui sejumlah pejabat yang relevan di Indonesia tidak hanya untuk mempertahankan bisnisnya, tapi juga untuk ekspansi,” kata staf khusus Menteri Perdagangan, Bara Hasibuan, kepada Tempo, Selasa, 27 Juni lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bara, yang mengetahui pertemuan itu, menyebutkan ada beberapa hal penting dalam pembicaraan Menteri Zulkifli dengan Shou. Menurut dia, TikTok berterima kasih kepada Kementerian Perdagangan atas diterbitkannya izin operasi untuk TikTok Shop di Indonesia. TikTok Shop adalah platform yang bisa dimanfaatkan para pengguna TikTok untuk berniaga. Izin operasi TikTok Shop bisa berarti pintu masuk bagi perusahaan media sosial itu untuk menjalankan bisnis perdagangan online. “Bagi mereka, Indonesia itu pasar terbesar dan terpenting di Asia Tenggara,” ucap Bara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Data yang dipaparkan Shou di hadapan Zulkifli memang mencengangkan. Dalam kurang dari dua tahun, sudah ada sekitar 2 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang memanfaatkan TikTok Shop untuk berdagang. Itu sebabnya Kementerian Perdagangan memasukkan TikTok Shop ke kategori Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik, sejajar dengan marketplace lain seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dan Blibli. "Karena itu, TikTok Shop wajib memenuhi ketentuan perpajakan dan dapat dikategorikan sebagai perusahaan digital yang ditunjuk untuk memungut pajak dari setiap transaksi,” ujar Bara.
Tak hanya menemui Zulkifli, pada hari yang sama Shou juga bertandang ke kantor pejabat tinggi lain, seperti Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto. Airlangga saat itu menemui Shou bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo. Dalam pertemuan itu, Shou kembali membahas potensi ekonomi digital Indonesia dan mengutarakan komitmen investasi di Indonesia.
Esoknya, ketika berbicara dalam peluncuran "TikTok SEA Economic Impact Report 2023" di Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, Shou kembali mengumumkan rencana investasi besarnya. “Kami akan menginvestasikan miliaran dolar di Indonesia dan Asia Tenggara selama beberapa tahun ke depan," tutur pria yang lahir di Singapura itu. Shou tak menyebutkan nilainya. Namun, kata dia, investasi TikTok ini akan membantu usaha mikro, kecil, dan menengah yang tergabung dalam TikTok Shop berkembang melalui berbagai program.
Menurut Shou, perusahaannya menyediakan dana US$ 12,2 juta atau sekitar Rp 182 triliun untuk membantu 120 ribu pengusaha skala mikro, kecil, dan menengah di Asia Tenggara agar mampu masuk ke jejaring ekonomi digital. Dana itu akan disalurkan melalui program hibah tunai, pelatihan keterampilan digital, hingga kredit iklan untuk pengusaha kecil di perdesaan dan pinggiran kota. Kucuran fulus ini yang bakal membuka banyak peluang di Indonesia.
•••
BAGI TikTok, Indonesia adalah basis pengguna yang sangat besar. Berdasarkan laporan yang dipublikasikan TikTok pada April 2023, jumlah pengguna aplikasi itu di Indonesia mencapai 113 juta yang berusia 18 tahun ke atas. Ini adalah angka kedua terbesar setelah Amerika Serikat, yang mencatatkan 116,5 juta pengguna TikTok. Dengan statistik tersebut, tak aneh jika TikTok mau jorjoran mengembangkan bisnisnya di Indonesia, termasuk dengan platform TikTok Shop.
Pertumbuhan TikTok Shop, yang meluncur pada April 2021, juga sangat signifikan. Dalam pertemuan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dengan CEO TikTok Shou Zi Chew, terungkap ihwal proyeksi 5 juta pengguna TikTok Shop di Indonesia saat ini.
Ilustrasi "live shopping" pelanggan TikTok Shop. Tempo/Ratih Purnama
Sedangkan laporan firma konsultan Momentum Works berjudul "Ecommerce in Southeast Asia 2023" menempatkan TikTok Shop di posisi lima besar dengan pangsa pasar 5 persen dari total perdagangan atau gross merchandise value (GMV) niaga elektronik di Indonesia yang mencapai US$ 51,9 miliar pada 2023. TikTok Shop, yang baru beroperasi kurang dari dua tahun, berada di Blibli, lokapasar di bawah grup Djarum. Blibli, yang berdiri pada 2011, menurut riset Momentum Works, menguasai 4 persen GMV.
Salah satu pembeda TikTok Shop dengan platform e-commerce lain adalah fitur live shopping. Fitur ini memungkinkan para pengguna TikTok berpromosi dan berdagang lewat tayangan video secara langsung. Live shopping TikTok Shop, selain mendatangkan omzet bagi pedagang, membuka peluang bagi pengguna TikTok yang memiliki banyak pengikut atau penonton untuk meraih penghasilan layaknya bintang iklan di televisi. Mereka cukup mengarahkan penonton untuk berbelanja lewat fitur yang dikenal sebagai "Keranjang Kuning" ini.
Fitur-fitur ini menjadi sebab para pedagang tertarik memakai TikTok Shop. Dalam laporan "The TikTok Effect: Accelerating Southeast Asia’s Businesses, Education and Community" yang dirilis TikTok, pengusaha mikro yang disurvei mengaku mendapatkan kenaikan jumlah pendapatan 50 persen melalui penjualan produk dan layanan di TikTok Shop.
Laporan itu juga menyebutkan empat dari lima bisnis atau 79 persen pengusaha memanfaatkan TikTok Shop untuk beralih dari toko konvensional ke platform daring. Di sisi lain, banyak yang khawatir TikTok Shop dengan fitur live shopping-nya hanya memperbesar kanal penjualan produk impor.
Toh, gemerincing rupiah di TikTok Shop akhirnya membuat Alfani Sidharta meninggalkan pekerjaannya sebagai pengurus konten media sosial sebuah produsen alat masak ternama untuk menjadi afiliator di TikTok Shop. Lewat akun Cici Panci, perempuan 26 tahun ini memiliki 43 ribu pengikut dan bisa menjaring komisi jutaan rupiah sebulan. “Cukup menjanjikan, asalkan pintar melihat peluang dan produk yang sedang jadi tren,” katanya pada Rabu, 28 Juni lalu.
Dini Nurul Islami, pemilik akun @dininrli, adalah contoh pedagang yang mengalami peningkatan angka penjualan lewat TikTok Shop. Ibu rumah tangga asal Tasikmalaya, Jawa Barat, ini mulanya berjualan kue kering di TikTok pada 2021 yang laris manis pada saat Ramadan dan Idul Fitri. Namun, pada hari biasa, pembelinya sepi. Dia kemudian mencoba peluang menjadi afiliator TikTok Shop untuk produk busana.
Tugasnya sebagai afiliator hanya mempromosikan barang dagangan orang lain dalam live shopping. Dia juga menjadi afiliator produk elektronik seperti headset dan earphone. “Baru tiga minggu langsung melesat,” ucapnya. Akun Dini pun mulai memiliki banyak pengikut. Kini dia mampu membangun tim yang terdiri atas tujuh orang untuk membantunya dalam live shopping di TikTok Shop. Dini dan anggota timnya tampil bergiliran sejak pukul 05.00 hingga pukul 24.00 WIB.
Dengan peran para TikTok-er—sebutan bagi pengguna TikTok—perusahaan ini mampu mencetak kenaikan GMV. Nilai perdagangan di TikTok Shop meroket lebih dari empat kali lipat menjadi US$ 4,4 miliar di Asia Tenggara pada 2022. Pada tahun ini, TikTok Shop menargetkan GMV tiga kali lipat atau US$ 12 miliar.
Ihwal kekhawatiran bahwa TikTok Shop dan lokapasar hanya menjadi kanal penjualan barang impor, staf khusus Menteri Perdagangan, Bara Hasibuan, mengatakan akan ada peraturan baru yang dapat menciptakan keadilan perlakuan terhadap pelaku usaha lokal dan luar negeri. "Sekaligus melindungi kepentingan nasional melalui penguatan pelaku usaha dan produk lokal," ujarnya. Peraturan baru juga akan memudahkan pemerintah mengawasi perdagangan online.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Maria Fransisca berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Deras Modal Si Keranjang Kuning"