Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Edhy Prabowo Bercerita Ingin Jadi Bapak Angkat Pohon Durian

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menceritakan pengalamannya saat duduk di kursi pimpinan Komisi IV DPR periode 2014-2019.

7 Agustus 2020 | 11.40 WIB

Edhy Prabowo Bercerita Ingin Jadi Bapak Angkat Pohon Durian
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menceritakan pengalamannya saat duduk di kursi pimpinan Komisi IV DPR periode 2014-2019. Saat itu, ia menemukan banyak peneliti di Indonesia menghasilkan temuan produk-produk pertanian dan perkebunan dengan kualitas yang unggul.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Riset kita ternyata banyak. Banyak ahli yang bisa menghasilkan temuan," tutur Edhy di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat, 7 Agustus 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sayangnya, kata Edhy, bibit dari produk hasil riset ini belum disalin secara masif. Bahkan, beberapa temuan di antaranya mandek di laboratorium.

Salah satu produk yang dicontohkan Edhy adalah pohon durian. Ia mengatakan Indonesia memiliki bibit-bibit terbaik dengan rasa buah yang tak kalah dengan durian musang king--jenis durian yang kini dikembangkan di Malaysia. Namun, pembibitan durian unggul di dalam negeri itu belum optimal.

Edhy pun mengisahkan bahwa dirinya sempat tertarik untuk menjadi bapak angkat bagi pohon-pohon durian unggul sebagai cara untuk menjaga potensi komoditas. Kepada beberapa kepala dinas di daerah, Edhy mengaku meminta mereka menandai pohon-pohon durian yang menghasilkan panen terbaik.

Tak segan-segan, Edhy menyatakan sanggup membeli pohon itu seharga Rp 25 juta per batang. "Lalu saya akan beri pagar dan jadi prasasti. Ini supaya tidak supaya tidak digusur oleh perkebunan sawit dan pertambangan," tuturnya.

Namun, kata Edhy, saat ini belum ada satu pun kepala dinas yang menjawab tantangannya. "Padahal kalau satu pohon dibeli Rp 25 juta, harganya 100 kali lebih mahal (dari penjualan bibit)," tuturnya.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus