Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Chief Economist PT Bank Central Asia (BCA), David E Sumual, menyampaikan proyeksi nilai tukar rupiah terhadap dolar yang saat ini mencapai angka Rp 16.241,3. Menurut dia, ada peluang penguatan rupiah sehingga nilai tukar dapat di bawah Rp 16.000.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Mungkin saja. Kan perkembangannya sangat dinamis," kata David saat ditemui di Samosir, Sumatera Utara, Minggu, 28 April 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
David menilai ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor. Selain itu, indeks dolar AS dan harga minyak yang menurun juga turut mendorong nilai tukar rupiah menuju keadaan semula.
Ia menyebut nilai tukar rupiah masih bersifat kompetitif jika dibandingkan negara lain. ia juga mengingatkan pemerintah memperhatikan nilai fundamental, misalnya, inflasi pangan yang sempat terjadi beberapa bulan terakhir.
Lebih lanjut, ia turut menilai ekspor menjadi unsur yang perlu diperhatikan karena mempengaruhi nilai tukar. "Kita tentu tidak ingin jika produk manufaktur kita tidak bersaing," ujarnya.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali loyo dalam penutupan perdagangan pada Jumat, 26 April 2024. Kurs rupiah dalam perdagangan akhir pekan ditutup melemah 22 poin ke level Rp 16.210 per USD.
Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS. Sementara pada hari Rabu, nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp 16.155 per dolar AS.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyebut Departemen Perdagangan melaporkan bahwa produk domestik bruto AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 1,6 persen pada kuartal I 2024. Capaian ini lebih lambat dari tingkat pertumbuhan 2,4 persen yang diperkirakan oleh para ekonom berdasarkan survei oleh Reuters.
"Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa inflasi yang diukur dengan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti naik 3,7 persen pada kuartal I, melampaui perkiraan kenaikan 3,4 persen," katanya pada Jumat, 26 April 2024.
SAVERO ARISTIA WIENANTO | ANNISA FEBIOLA
Pilihan Editor: Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi