KESIUR angin Pakto 1988 akhirnya sampai juga di bank-bank pemerintah. Kelompok ini tampaknya adem ayem, tapi pekan lalu ia mulai menggeretakkan gigi. Bank Ekspor Impor Indonesia (BEII) maju duluan, dengan pembukaan 30 kantor cabangnya yang baru. Peristiwa ini ditandai dengan peresmian serentak yang dilakukan Menteri Keuangan J.B. Sumarlin di Lhokseumawe, Rabu pekan lalu. Selalu menutup diri terhadap dunia pers, BEII dikenal sebagai bank yang low profile. Satu hal yang jelas ialah, BEII-lah satu-satunya bank pemerintah yang memperoleh predikat pembayar PPh terbesar 1987. Dan ternyata Bank Eksim jugalah BUMN yang paling baik di antara bank-bank pemerintah. Ini berdasarkan hasil penilaian BUMN yang dilakukan Departemen Keuangan beberapa bulan lalu. Penilaian itu juga memastikan, tak ada bank pemerintah yang terkategori sehat. Tapi, dengan predikat "kurang sehat", BEII, yang kini beraset Rp 7,8 trilyun, merupakan bank pemerintah yang terbaik. Enam bank pemerintah lainnya hanya masuk dalam kategori "tidak sehat". Selain itu, bank yang didirikan 1969 ini juga lebih stabil. Dalam hal laba, misalnya, selama lima tahun terakhir -- termasuk proyeksi keuntungan tahun ini -- nyaris tak jauh dari angka Rp 105 milyar. Jumlah tabungannya juga ikut meroket, dari Rp 1.945 milyar tahun 1985, naik menjadi Rp 2.848 milyar pada triwulan ketiga tahun ini. Pantas memang, bila kini sayap Bank Eksim gagah merentang ke 90 cabang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini