FAKULTAS Pertanian Universitas Gadjah Mada memiliki sebuah kebun teh (seluas 2.600 ha) lengkap dengan pabriknya. Bahkan sejak 10 tahun silam, mereka sudah pula mengekspor teh ke mancanegara. Perusahaannya bernama PT Pagilaran, dan di- operasikan oleh sejumlah dosen Fakultas Pertanian Gama. Dan para dosen itu adalah juga manajer yang baik. Buktinya, dari tahun ke tahun, usaha mereka berkembang pesat. Pekan lalu, sudah pula diresmikan pengoperasian pabrik teh yang baru, yang berlokasi di Desa Kaliboja, Pekalongan. Dengan pabrik baru ini, maka PT Pagilaran tercatat sebagai produsen teh terbesar di Jawa Tengah. Mesin-mesin milik Pagilaran mampu mengolah 23 ton teh basah per hari (ini kapasitas total dari dua pabrik). Mereka juga mampu melempar 80% produknya ke pasar ekspor. Dirut Pagilaran, Prof. Dr. Ir. Soemantri, mengatakan ekspor itu sudah dilakukan sejak 10 tahun lalu. Sasarannya: Rusia, Amerika, Australia, Mesir, Irak, Iran, dan Pakistan. Total ekspor rata-rata 2.000 ton teh kering per tahun. Nah, kalau dinilai dengan harga tertinggi (dua dolar AS per kilo), berarti dari ekspor saja Pagilaran bisa mengantungi sekitar 4 juta dolar per tahun. Setelah membangun pabrik di Kaliboja -- total investasinya Rp 4,5 milyar -- Pagilaran akan membangun dua pabrik lainnya di Kabupaten Batang dan Banjarnegara. Vivat Gama, vivat professores.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini