BAPAK angkat di sektor industri kecil diharapkan memainkan banyak peran: sebagai pemasok modal, konsultan produksi, ataupun penerobos pasar. Dalam "Pameran Kerajinan Indonesia Dalam Interior III '90", peran yang disebut terakhirlah yang menonjol. Mengambil tempat di Balai Sidang Senayan Jakarta, pameran yang dibuka Presiden Soeharto itu ternyata sudah yang ketiga kalinya. Sebelumnya, Yayasan Bhakti Nusantara Indah sudah menyelenggarakan kegiatan serupa di Polandia dan Los Angeles. "Pameran ini mencerminkan kualitas hubungan antara yayasan dan para perajin yang semakin akrab dan harmonis," kata Ketua Yayasan Ny. Siti Hardiyanti Rukmana -- sehari-hari lebih dikenal sebagai Mbak Tutut. Yayasan yang membina 1.500 perajin ini hanya dalam empat hari pameran, mencapai transaksi senilai hampir Rp 1 milyar. Belum termasuk nilai ekspor dua kontainer patung Dewa Windia, plus dua kontainer keramik, ke Kor-Sel. Bandingkan dengan pameran di Los Angeles (Agustus September 1989) yang mencapai omset US$ 1,2 juta plus pesanan US$ 2 juta. Sedang kan di Polandia cuma US$ 300 ribu. Adapun produk yang di pamerkan mulai dari kerajinan kayu, rotan, keramik, tekstil, serta pelbagai perabot untuk interior hotel dan supermarket.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini