Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Berebut Pasar Penumpang Setelah Taksi Vietnam Xanh SM Masuk Indonesia

Taksi listrik asal Vietnam, Xanh SM, hadir dengan tarif kompetitif. Apakah pasar Bluebird, GoCar, dan GrabCar bakal terancam?

30 Januari 2025 | 12.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pool taksi Xanh SM Indonesia di Depok, Jawa Barat, 31 Desember 2024. TEMPO/Amston Probel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Taksi Xanh SM asal Vietnam hadir dengan gimik ramah lingkungan dan tarif murah.

  • Taksi Xanh SM punya peluang merebut pasar taksi Bluebird, GoCar, dan GrabCar.

  • Bluebird, GrabCar, dan perusahaan taksi lain menyiapkan strategi mempertahankan pasar.

KEHADIRAN taksi Xanh SM berpotensi mengubah peta persaingan bisnis taksi dalam negeri. Taksi asal Vietnam ini dinilai punya peluang menggerus pasar pemain besar, seperti Bluebird, Gojek, dan Grab.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dioperasikan oleh Green and Smart Mobility Joint Stock Company (GSM), taksi Xanh SM hadir dengan mengusung konsep layanan transportasi ramah lingkungan. Semua armadanya merupakan kendaraan listrik buatan perusahaan asal Vietnam, VinFast, seri VF e34 Limogreen. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Xanh SM tak butuh waktu lama untuk melakukan penetrasi pasar sejak diluncurkan pada 18 Desember 2024. Perusahaan tersebut menawarkan tarif murah untuk menggaet perhatian. Ongkos 1 kilometer pertama taksi ini dipatok di harga Rp 9.600. Pada kilometer selanjutnya, tarif taksi ini sebesar Rp 5.800. 

Selama periode 18 Desember 2024-4 Januari 2025, Xanh SM memberikan potongan harga hingga 30 persen dengan nilai maksimal Rp 50 ribu. "Tarif yang kompetitif dan penawaran promosi selama grand opening membantu Xanh SM meningkatkan pengenalan merek dan membangun kepercayaan pelanggan Indonesia," ujar Global CEO GSM Nguyen Van Thanh kepada Tempo pada Kamis, 26 Desember 2024.

Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho memperkirakan Xanh SM berpotensi merebut pelanggan perusahaan taksi lain. "Mereka bisa main harga mungkin di atas taksi online sedikit, tapi di bawah taksi reguler, seperti Bluebird," kata Andry saat dihubungi pada Rabu, 29 Januari 2025. 

Sebagai perbandingan, Bluebird mematok harga Rp 9.000 pada 1 kilometer pertama untuk taksi reguler dan Rp 10 ribu untuk taksi listrik. Sementara itu, penyedia taksi online, seperti GoCar dan GrabCar, menerapkan ongkos minimum di kisaran Rp 10 ribu. 

Andry menyebutkan Xanh SM mempunyai ruang untuk memberikan tarif murah lantaran perusahaan taksi ini memiliki armada sendiri. VinFast merupakan anak usaha Vingroup yang sekarang dipimpin oleh Pham Nhat Vuong. Pengusaha Vietnam inilah yang mendirikan Xanh SM serta mengoperasikan taksi tersebut pertama kali di Hanoi dan Kota Ho Chi Minh pada 2023. Ekspansi Xanh SM berjalan mengikuti perluasan pemasaran mobil listrik VinFast. Sinergi dua perusahaan ini bisa menurunkan ongkos operasional perusahaan.

Jika jumlah kendaraan Xanh SM terus bertambah, Andry memperkirakan pasar perusahaan pelayanan taksi lain, seperti Bluebird, bisa beralih. GSM telah menyebutkan rencana mereka untuk menghadirkan 10 ribu unit kendaraan hingga akhir 2025.

Meski begitu, menurut Andry, para pemain bisnis taksi lain masih berpeluang mempertahankan pelanggan mereka. Salah satu caranya adalah memperbaiki pelayanan terhadap penumpang, termasuk memastikan keamanan dan kenyamanan kendaraan.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda berpendapat masuknya Xanh SM tidak hanya berpeluang menyaingi taksi konvensional seperti Bluebird. Layanan taksi online, seperti GoCar dan GrabCar, juga bisa tersaingi. Sebab, layanan Xanh SM tak hanya bisa diakses secara langsung, tapi juga lewat aplikasi dengan harga yang cukup bersaing.

"Xanh SM bisa lebih unggul apabila bisa melakukan efisiensi dan menambah jumlah armada," ucap Huda. Karena itu, ujar Huda, perusahaan layanan taksi lain harus segera berbenah untuk memberikan pelayanan terbaik dengan harga yang masuk akal.

Blue Bird Menolak Kalah

Kehadiran Xanh SM tak membuat Bluebird gentar. Kepada Tempo, Direktur Utama PT Bluebird Tbk Adrianto Djokosoetono menyatakan masih optimistis terhadap bisnis perusahaannya. 

Pengalaman beroperasi di Indonesia selama lebih dari setengah abad, menurut dia, membuktikan kualitas layanan perusahaan. Kualitas inilah yang masih akan ditawarkan kepada pelanggan mereka. "Dalam menghadapi perkembangan industri ini, Bluebird tetap berfokus pada pelayanan prima bagi pelanggan," tuturnya. 

Salah satu caranya adalah berupaya selalu relevan dengan kebutuhan mobilitas masyarakat. Bluebird, misalnya, menggunakan strategi multi-channel yang memungkinkan pelanggan memesan taksi dari beragam saluran, baik dari pangkalan taksi, telepon, aplikasi, maupun langsung memberhentikan taksi di jalanan. Perusahaan juga membuka kerja sama dengan berbagai lembaga keuangan untuk memudahkan pembayaran. 

Promo tarif juga tak luput dari strategi perusahaan. Adrianto menyebutkan pelanggan bisa menikmati potongan harga lewat fitur langganan atau fitur poin dari tiap transaksi. Perusahaan juga terus menambah jumlah kendaraan listrik mereka. Bluebird merupakan salah satu perusahaan yang berpartisipasi menambah jumlah stasiun pengisian daya untuk memastikan ekosistem kendaraan listrik tumbuh dengan baik. 

Sementara itu, Direktur Mobilitas dan Logistik Grab Indonesia Tyas Widyastuti juga mengungkapkan rencana untuk menambah jumlah kendaraan listrik mereka. "Kolaborasi multisektor menjadi kunci mempercepat pembentukan ekosistem kendaraan listrik terintegrasi," ujarnya. Grab sudah mengoperasikan kendaraan listrik sejak 2019. Total terdapat 10 ribu kendaraan elektrik roda dua dan empat milik mitra perusahaan tersebut yang beroperasi hingga pertengahan 2024.

M. Raihan Muzzaki, Vendro Imanuel, dan Caesar Akbar berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Vindry Florentin

Vindry Florentin

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran tahun 2015 dan bergabung dengan Tempo di tahun yang sama. Kini meliput isu seputar ekonomi dan bisnis. Salah satu host siniar Jelasin Dong! di YouTube Tempodotco

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus