Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Berita Tempo Plus

Ekspor Mobil Murah Sulit Dilakukan

Potensi penjualan mobil murah terbesar ada di dalam negeri.

22 September 2013 | 00.00 WIB

Ekspor Mobil Murah Sulit Dilakukan
Perbesar
Ekspor Mobil Murah Sulit Dilakukan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

JAKARTA - Rencana pemerintah dan produsen untuk menggenjot ekspor mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) dinilai tidak mudah diwujudkan. "Tidak bisa dilakukan begitu saja. Banyak proses yang harus dilalui dan akan memakan waktu lama," ujar pengamat otomotif, Suhari Suhargo, kepada Tempo kemarin.

Menurut Suhari, tidak mudah pula bagi suatu jenis mobil produksi lokal untuk bisa diterima dan mampu menembus pasar luar negeri. "Pertama, harus dicari dulu pasarnya. Jika sudah ada, baru mengenalkan produknya, lalu membangun jaringan distribusi, sampai akhirnya bisa menjual," tutur mantan peneliti senior dan anggota tim monitoring otomotif Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi itu.

Masalahnya, ujar Suhari, saat ini belum ada pasar otomotif yang potensial untuk digarap Indonesia. "Cina sudah dikuasai produsen otomotif asal Eropa dan Amerika, India punya pasar sendiri, Malaysia pasarnya terlalu sedikit, paling mungkin pasar terbuka ada di negara-negara di Afrika," ujarnya. Namun masalah stabilitas politik dan keamanan di sana menjadi hambatan tersendiri bagi pengusaha.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah pabrikan LCGC menyatakan akan mengekspor sebagian produknya. Produsen mengklaim, dari volume produksi mobil murah sebanyak 100 ribu unit setahun pada 2014, sekitar 15 sampai 20 persen akan dijual ke mancanegara.

Suhari ragu produsen serius menggarap pasar ekspor. Sebab, potensi terbesar penjualan mobil seharga Rp 76-116 juta itu memang di dalam negeri, terutama di kota-kota besar, seperti Jakarta dan kawasan Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi.

Adapun Direktur Jenderal Industri Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi, memperkirakan produsen mobil Indonesia bisa mengekspor 15 ribu LCGC pada 2014. "Tentu setelah permintaan domestik dipenuhi, 15 persennya baru bisa diekspor," kata dia kepada Tempo, Jumat lalu.

Jika dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Thailand, ekspor LCGC Indonesia jauh tertinggal. Thailand, yang memulai produksi LCGC sejak tiga tahun lalu, sudah mampu mengekspor 1 juta unit. Sedangkan ekspor mobil Indonesia tahun lalu hanya mencapai 173 ribu unit atau 15 persen dari total produksi. "Ini wajar karena kita baru mulai dan belum stabil," ujar Budi.

Salah satu produsen yang siap mengekspor LCGC tahun depan adalah PT Astra Daihatsu Motor. Menurut Presiden Direktur Astra Daihatsu Sudirman Maman Rusdi, perusahaannya sudah mendapat izin untuk mengekspor LCGC. "Kami tawarkan ke beberapa negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin," kata dia. ANANDA TERESIA| PRAGA UTAMA | RAHMA TW


Data Penjualan Mobil 2007-2012

Penjualan Domestik

TahunUnit
2009486.088
2010764.710
2011894.164
20121.116.230
2013792.358*
* : data penjualan Januari - Agustus 2013
Penjualan Ekspor
TahunUnit
200956.669
201085.796
2011107.932
2012173.368
201384.300*
* : data penjualan semester I 2013
Low Cost Green Car (LCGC)
Targetproduksi
201330-40 ribu unit
2014100 ribu unit
Targetekspor
201415 ribu unit
SUMBER: Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus