Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Rencana pemerintah dan produsen untuk menggenjot ekspor mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) dinilai tidak mudah diwujudkan. "Tidak bisa dilakukan begitu saja. Banyak proses yang harus dilalui dan akan memakan waktu lama," ujar pengamat otomotif, Suhari Suhargo, kepada Tempo kemarin.
Menurut Suhari, tidak mudah pula bagi suatu jenis mobil produksi lokal untuk bisa diterima dan mampu menembus pasar luar negeri. "Pertama, harus dicari dulu pasarnya. Jika sudah ada, baru mengenalkan produknya, lalu membangun jaringan distribusi, sampai akhirnya bisa menjual," tutur mantan peneliti senior dan anggota tim monitoring otomotif Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi itu.
Masalahnya, ujar Suhari, saat ini belum ada pasar otomotif yang potensial untuk digarap Indonesia. "Cina sudah dikuasai produsen otomotif asal Eropa dan Amerika, India punya pasar sendiri, Malaysia pasarnya terlalu sedikit, paling mungkin pasar terbuka ada di negara-negara di Afrika," ujarnya. Namun masalah stabilitas politik dan keamanan di sana menjadi hambatan tersendiri bagi pengusaha.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah pabrikan LCGC menyatakan akan mengekspor sebagian produknya. Produsen mengklaim, dari volume produksi mobil murah sebanyak 100 ribu unit setahun pada 2014, sekitar 15 sampai 20 persen akan dijual ke mancanegara.
Suhari ragu produsen serius menggarap pasar ekspor. Sebab, potensi terbesar penjualan mobil seharga Rp 76-116 juta itu memang di dalam negeri, terutama di kota-kota besar, seperti Jakarta dan kawasan Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi.
Adapun Direktur Jenderal Industri Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi, memperkirakan produsen mobil Indonesia bisa mengekspor 15 ribu LCGC pada 2014. "Tentu setelah permintaan domestik dipenuhi, 15 persennya baru bisa diekspor," kata dia kepada Tempo, Jumat lalu.
Jika dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Thailand, ekspor LCGC Indonesia jauh tertinggal. Thailand, yang memulai produksi LCGC sejak tiga tahun lalu, sudah mampu mengekspor 1 juta unit. Sedangkan ekspor mobil Indonesia tahun lalu hanya mencapai 173 ribu unit atau 15 persen dari total produksi. "Ini wajar karena kita baru mulai dan belum stabil," ujar Budi.
Salah satu produsen yang siap mengekspor LCGC tahun depan adalah PT Astra Daihatsu Motor. Menurut Presiden Direktur Astra Daihatsu Sudirman Maman Rusdi, perusahaannya sudah mendapat izin untuk mengekspor LCGC. "Kami tawarkan ke beberapa negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin," kata dia. ANANDA TERESIA| PRAGA UTAMA | RAHMA TW
Data Penjualan Mobil 2007-2012
Penjualan Domestik
Tahun | Unit |
2009 | 486.088 |
2010 | 764.710 |
2011 | 894.164 |
2012 | 1.116.230 |
2013 | 792.358* |
* : data penjualan Januari - Agustus 2013 | |
Penjualan Ekspor | |
Tahun | Unit |
2009 | 56.669 |
2010 | 85.796 |
2011 | 107.932 |
2012 | 173.368 |
2013 | 84.300* |
* : data penjualan semester I 2013 | |
Low Cost Green Car (LCGC) | |
Target | produksi |
2013 | 30-40 ribu unit |
2014 | 100 ribu unit |
Target | ekspor |
2014 | 15 ribu unit |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo