Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Erick Thohir akan Merger BUMN Karya, Begini Tanggapan Jubir PUPR

Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra S. Atmawidjaja menanggapi rencana Erick Thohir melakukan merger BUMN Karya.

26 Mei 2023 | 20.49 WIB

Menteri BUMN Erick Thohir bersama Jaksa Agung ST Burhanuddin saat Penyerahan pengelolaan Asset perkara Jiwasraya dan Asabri dari Kejaksaan Agung RI kepada kementerian BUMN di Lobby Utama Gedung Kejaksaan Agung RI, Jakarta, Senin 6 Maret 2023. TEMPO/Subekti.
Perbesar
Menteri BUMN Erick Thohir bersama Jaksa Agung ST Burhanuddin saat Penyerahan pengelolaan Asset perkara Jiwasraya dan Asabri dari Kejaksaan Agung RI kepada kementerian BUMN di Lobby Utama Gedung Kejaksaan Agung RI, Jakarta, Senin 6 Maret 2023. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra S. Atmawidjaja buka suara soal rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk merger BUMN Karya. Menurut Endra, belum ada pembicaraan di antara kedua kementerian. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Endra baru mengetahui rencana tersebut dari berita yang dimuat di media.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Setahu saya belum ada pembahasan antara Menteri BUMN dan Menteri PUPR. Mungkin masih di level kajian kebijakan di BUMN," ujar Endra ketika ditemui wartawan di kantornya, Jumat, 26 Mei 2023.

Sebelumnya, Menteri PUPR Erick Thohir memang mengatakan bakal melakukan merger BUMN Karya yang berada di bawah Danareksa. 

"Karena yang danareksa itu kan ada yang kecil-kecil. Tapi yang BUMN yang besar, contohnya Hutama Karya, akan bersinergi dengan Waskita," ujar Erick Thohir ketika ditemui wartawan di kantornya pada  Kamis, 25 Mei 2023.

Erick Thohir berujar, ada tiga konteks yang dipelajari. Pertama, ketika pembiayaan jangka pendek harus membiayai proyek jangka panjang.

"Kedua,  kami memfokuskan BUMN Karya  harus dengan keahliannya. Jangan Palugada. Artinya, apa gara-gara rebutan proyek mereka membanting harga  untuk mendapatkan proyek. Padahal cash flow-nya tidak ketemu," ungkap Erick.

Poin ketiga, yang menurut Erick Thohir lebih parah, yakni ketika BUMN-BUMN Karya melebarkan bisnis ke hal yang tidak menjadi keahlian  mereka. Misalnya, bisnis properti. "Nah,  itu yang kami koordinasi dan kami perbaiki," tutur Erick. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus