Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara ihwal tren melemahnya indeks harga saham gabungan atau IHSG usai peluncuran Danantara pada Senin lalu, 24 Februari 2025. Ketua Dewan Pengawas Danantara itu meyakini badan tersebut bisa menjadi sentimen positif bagi IHSG ke depan.
“Harusnya bisa (jadi sentimen positif), tapi perlu waktu,” kata Erick kepada wartawan di Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu, 1 Maret 2025. “Kami tidak bisa melawan persepsi (publik) hari-hari ini yang seakan-akan mem-brenchmarking Danantara dengan sovereign wealth yang nggak bagus.”
Adapun dalam penutupan perdagangan Jumat, 28 Februari 2025, IHSG ditutup melemah 214,85 poin atau 3,31 persen ke posisi 6.270,60. Erick berpendapat bahwa penurunan harga saham saat ini terjadi tidak terlepas dari kebijakan Presiden Amerika Serikat Doland Trump. Sebab, Trump berstrategi agar Amerika tetap menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia tanpa disusul Cina.
“Presiden Donald Trump sedang mengambil kebijakan-kebijakan yang ekonomi yang sangat bullish untuk Amerika,” ujarnya.
Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto mengatakan Danantara belum bisa membantu memulihkan pasar saham Indonesia. Dirinya belum melihat tanda-tanda munculnya sentimen positif yang bisa menaikkan harga saham.
Rully menuturkan, sejak akhi 2024, modal asing terus menerus keluar secara konsisten hingga 26 Februari 2025. Investasi yang keluar itu mencapai Rp 17 triliun atau setara dengan US$ 1 miliar.
Menurut dia, out flow yang konsisten ini dipengaruhi oleh ketidakpastian global dan ditambah dengan tidak adanya sentimen positif dari dalam negeri. Dia mengatakan belum bisa memprediksi kapan pasar modal Indonesia akan kembali pulih. "Kami masih belum melihat kapan asing akan secara konsisten kembali masuk ke pasar saham Indonesia," katanya.
Dede Leni Mardianti berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Mengapa Saham BUMN Melemah Setelah Danantara Berdiri
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini