Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan penurunan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) selama periode Ramadan hingga Libur disebabkan karena berkurangnya jumlah pemudik. Hal tersebut disampaikan Dadan merespons pemaparan BPH Migas yang mencatat turunnya konsumsi BBM untuk jenis bensin dan avtur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
BPH Migas mencatat, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, BBM jenis bensin mengalami penurunan enam persen. Adapun penggunaan bahan bakar avtur turun hingga empat persen. “Salah satu penyebabnya bahwa jumlah pemudik sekarang dibandingkan tahun lalu itu turun. Jadi ini kemungkinan ada korelasinya," kata Dadan saat jumpa pers di kantor BPH Migas, Jakarta Selatan, Jumat, 11 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dadan mengatakan penurunan jumlah pemudik berbanding lurus dengan penggunaan kendaraan selama periode arus mudik dan arus balik tahun ini.
Di lain sisi, menurut dia, penurunan konsumsi BBM tersebut juga disumbang oleh peningkatan jumlah penggunaan kendaraan listrik. Selama periode arus mudik, kata dia, terjadi lonjakan penggunaan kendaraan listrik hingga lima kali lipat. “Penggunaan kendaraan listrik secara nasional selama ramadan dan Idul fitri mencapai 19.852 unit atau meningkat 490 persen dibanding tahun lalu, yang mencapai 4.314,” ujarnya.
Kementerian Perhubungan menaksir jumlah pemudik pada tahun ini turun sebesar 24 persen dibanding tahun lalu. Berkurangnya jumlah pemudik itu dinilai menjadi indikator lesunya daya beli masyarakat.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan anjloknya jumlah pemudik berbanding lurus turunnya potensi perputaran uang pada masa libur Lebaran 2025. Pada momen libur Lebaran tahun ini potensi perputaran uang hanya sebesar Rp 137,9 triliun, lebih rendah bila dibanding tahun lalu yang mencapai Rp 157,3 triliun.
Baca selengkapnya: Mengapa Ekonomi Lebaran 2025 Lesu