Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Fasilitas tenaga kerja asing

Fasilitas tenaga kerja asing yang bekerja di indonesia. biaya hidup mereka, dihitung dalam dolar tampaknya semakin menurun, rata-rata 1987 berkisar sekitar us$ 86.874. laporan survei price waterhouse.

25 Juni 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BIAYA hidup expatriates atau tenagakerja asing (TKA), yang dihitung dalam dolar. tampaknya semakin menurun. Price Waterhouse perusahaan konsultan AS yang berkantbr di gedung Ficonnvest, Jakarta - dalam surveinya yang terakhir melaporkan bahwa biaya rata-rata untuk TKA pada 1987 berkisar sekitar US$ 86.874. Ini berarti, turun sedikit dibandingkan biaya tahun sebelumnya, yang dilaporkan US$ 87.261, tetapi turun banyak dibandingkan biaya 1985 yang tercatat US$ 99.265. Jumlah ini hanya untuk fasilitas akomodasi, transportasi, kesehatan, cuti tahunan, tiket mudik, visa, fiskal, serta biaya keanggotaan club di Jakarta. Jadi, tidak termasuk gaji. Akomodasi merupakan komponen biaya terbesar. Kini semakin banyak apartemen yang disewakan dengan tarif sekitar US$ 2.000 - US$ 3.500 per bulan. Tetapi sebagian besar (98%) TKA itu ternyata masih tinggal di rumah-rumah sewaan. Perumahan di Kemang masih merupakan tempat paling populcr, agaknya karena tarif sewa di situ semakin murah - sewa 1985 US$ 2.140 per bulan, tahun 1987, US$ 1.927 per bulan. Dalam periode yang sama, tarif di Menteng naik dari US$ 2 070 menjadi US$ 2.500, di Kebayoran Baru n,aik dari US$ 1.888 menjadi US$ 2.135 per bulan. Tarif sewa itu biasanya dibayar di muka, sekaligus untuk masa scwa 2-3 tahun. Kompleks perumahan lain yang juga populer ada di Pondok Indah (US$ 1.675), Permata Hijau 1.925), Kuningan (1.750), dan Simpruk (1.959). Selain sewa, perusahaan-perusahaan pemakai TKA biasanya juga hans menyediakan biaya sekitar US$ 5.000 per tahun khusus untuk perbaikan dan pemeliharaan rumah. Sementara itu, para pemilik rumah, menurut laporan para penyewa, telah pula meningkatkan fasilitas di rumah sewaan. Misalnya, ruangan rumah dilengkapi AC (83%), kolam renang (77%), dan lapangan tenis (14%). Dan rumah-run1ah itu kini u. mumnya dilengkapi perabot. Tahun 1986 masih 41% belum berperabot, tapi tahun 1987 tinggal 39% penyewa yang masih harus merogoh kocek sekitar US 5.600 untuk mebel. Transpor tetap merupakan biaya terbesar kedua. Standar biaya untuk itu tahun silam adalah US$ 22,695 untuk TKA dan US$ 8.465 untuk istrinya. Tarif mobil sewaan (sekitar US$ 8.964 per tahun) dianggap terlalu mahal, hingga mereka cenderung membeli mobil, barangkali dengan sebagian biaya ditanggung pemakai. Empat merk mobil terpopuler di kalangan mereka adalah Toyota Cressida (45%), Peugeot 505 (19%), Mercedes 200 (16%), dan Volvo (7%). Sisanya menggunakan Toyota Corona, Ford, atau BMW. Kebanyakan keluarga asing memasak dengan kompor gas. Kendati harga gas naik, mereka merasa pelayanan dari pemasok gas cukup baik. Sebaliknya, pelayanan listrik, telepon, dan air, sebagaimana umum dikeluhkan masyarakat Jakarta, masih buruk. Untuk berjaga-jaga, setiap rumah dilengkapi sumur pompa. Keluarga orang asing biasanya membayar listrik rata-rata US$ 384 per bulan, suatu jumlah yang cukup besar. "Pernah saya menyuruh pelayan saya untuk membayarkan ke PLN Rp 600.000 Pelavan saya ternyata tak kembali lagi. Saya memang bodoh, lupa bahwa jumlah itu sama dengan gajinya untuk beberapa bulan," tutur seorang Prancis yang tinggal di Kemang kepada TEMPO. Biaya pembantu rumah tangga tampak mwnurun. "Itu karena devaluasi di akhir tahun 1986, sementara gaji pembantu dihitung dalam rupiah. Gaji koki turun dari US$ 71 pada 1985 menjadi US$ 58 tahun silam. Gaji pembantu rumah (rnaid) turun dari US$ 55 menjadi US$ 50. Sementara itu, gaji tukang kebun turun dari US$ 55 menjadi USS 53 per bulan. Sejak terjadi beberapa kali perampokan di rumah orang asing, mereka mulai mempekerjakan satpam, yang digaji paling tinggi, yakni US5 61 per bulan. Sementara itu, gaji para TA sendiri, pada 1987, tampaknya bclum berubah banyak sejak 1985. Gaji mereka bergerak dari yang terendah US$ 30.000 sampai US5 100.000 per tahun. Dari angket yang dibuat Price Waterhouse ada 64 orang melaporkan gajinya. Yang mengaku bergaji tak sampai US$ 30.000 ada 9 orang, 38 orang bergaji antara US$ 30.000 dan US$ 70.000, 15 orang bergaji US$ 70.000 - US$ 100.000, dan 2 orang dihargai lebih dari US$ 100.000 per tahun. Mereka bekerja di pertambangan (21%), industri obat (11%) lembaga kcuangan (11%), asuransi (8%), dan lain-lain. M.W.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus