Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Obligasi itu dari swasta

Pt bumi daya ibj leasing menawarkan obligasi berjangka waktu 3 tahun dengan bunga 18%. patungan antara bank bumi daya, the industrial bank of japan & ibj leasing. terobosan dalam pasar modal indonesia.

25 Juni 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEKAN lalu, wajah-wajah cerah memenuhi lantai empat Gedung Bursa, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta. Di antara 30 perusahaan swasta yang akan go public, PT Bumi Daya IBJ Leasing mendapat kesempatan pertama untuk menawarkan obligasinya, yang hanya berjangka waktu 3 tahun, dengan bunga 18%. Barli Halim, Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), menyambut peristiwa itu sebagai tonggak baru dalam percaturan pasar modal Indonesia. Ia pun mengacungkan jempol untuk perusahaan leasing yang merupakan patungan antara Bank Bumi Daya (40%), The Industrial Bank of Japan atau IBJ (52), dan IBJ Leasing (8). Tentu saja, obligasi berjangka 3 tahun - terpendek di antara jenis obligasi - bisa dianggap sebagai terobosan dalam kehidupan pasar modal di Indonesia. Daya tarik lain tentulah bunganya yang relatif tinggi itu. "Untuk masuk pasar modal, memang harus punya daya saing," kata Barli. Dengan bunga 18%, kepeloporan Bumi Daya IBJ Leasing tampak berkibar dibanding perusahaan lain yang biasa memberikan bunga 17%. Nilai seluruh obligasi perusahaan leasing itu Rp 10 milyar, terdiri atas 1.000 Iembar pecahan Rp 100 ribu, 900 lembar pecahan Rp I juta, 500 lembar pecahan Rp 5 juta, dan 650 lembar pecahan Rp 10 juta. "Kami memang sedang membutuhkan modal," ujar Hiroshi Igarashi, Direktur Utama Bumi Daya IBJ Leasing, dalam uraiannya tentang motivasi terjun ke obligasi. Cara itulah yang dianggapnya lebih tepat ketimbang mengambil kredit dari bank. Langkah menimba dana masyarakat rupanya sudah dipertimbangkan baik-baik, sesuai dengan prospek bisnisnya. "Kenaikan nilai kontrak kami rata rata 72,5% setahun," tutur Hiroshi. Rezeki di bidang leasing rupanya bisa maju pesat. Sejak berdiri, Maret 1984, sampai Desember tahun lalu, Bumi Daya IBJ Leasing mampu menggaet 552 kontrak leasing senilai Rp 66,8 milyar. Keuntungan bersihnya per Desember 1987 mencapai Rp 1,3 milyar. Sedangkan untuk tahun berjalan ini, Bumi Daya IBJ Leasing masih membutuhkan dana Rp 19 milyar plus 5,4 juta dolar AS seluruhnya sekitar Rp 28 milyar. Untuk memenuhinya, di samping mengandalkan kredit bank yang berjangka pendek, selebihnya diserap dari masyarakat - dengan obligasi itu. "Kini merupakan saat yang tepat, sesuai dengan kebutuhan kami," tutur Hiroshi. Baginya, obliasi itu merupakan dana jangka ?anjang, kendati terhitung pendek.dibandingkan jenis obligasi lain yang berjangka antara 5 dan 8 tahun. Dengan 18 orang karyawan, perusahaan leasing yang berkantor di Bank Bumi Daya Plaza itu dari tahun ke tahun kebutuhan modalnya meningkat terus. Tahun 1985, dana untuk keperluan leasing saja Rp 9,4 milyar, pada 1986 melonjak jadi hampir Rp 19 milyar. Dan tahun lalu mencapai sekitar Rp 38 milyar. Noer Daradjatoen, Direktur Urusan Dalam dan Luar Negeri Bank Bumi Daya (BBD), optimistis akan kelancaran obligasi Bumi Daya IBJ Leasing. "Prospek Bumi Daya IBJ cukup cerah," katanya, mewakili pihak penjamin emisi. Dalam empat bulan pertama tahun ini saja, perusahaan dengan aset Rp 60 milyar itu sudah merealisasi 79 kontrak leasing senilai Rp 20 milyar. Ini berlipat 5 kali dibatldingkan periode sama tahun silam, yang hanya Rp 4 milyar. Jenis barang yang di-leasing-kan antara lain alatalat berat, kendaraan, peralatan kantor. BBD, yang sepenuhnya bertindak sebagai penjamin emisi, harus diakui punya pengalaman banyak di bidang ini. Tahun 1987 misalkan, BBD dipercaya menangani obligasi PT Jasa Marga V, yang disusul dengan Jasa Marga VI seri J 1988 senilai Rp 110 milyar. Obligasi yang dibagi dalam dua tahap itu, pertama Rp 75 milyar dan kedua Rp 35 milyar, ternyata mulus jalannya. Seperti dikatakan Srijono, Direktur Keuangan Jasa Marga, obligasi tahapan pertama itu sudah habis sebelum minggu terakhir bulan lalu. Padahal, obligasi yang bunganya 17% itu berjangka 8 tahun. Dan biasanya makin panjang waktunya, makin kurang menguntungkan penjamin. Sedangkan tahapan kedua, kata Srijono, realisasinya kira-kira Oktober yang akan datang. Di samping menjadi penjamin obligasi BUMN - terbesar dari seluruh obligasi senilai Rp 675,7 milyar yang diterbitkan di pasar modal aasa Marga sekitar 70%) BBD menjamin obligasi Bapindo seri A. Dalam pekan-pekan mendatang ini, menyusul obligasi PT Astra International Inc. Menurut Edwin Soeryadjaya, Astra Inc. .segera menerbitkan obligasi senilai Rp 60 milyar, dengan bunga 17%. Siapa yang mau beli? "Paling-palingnya, pemerintah, seperti Taspen atau Yayasan Dana Pensiun," kata sumber TEMPO, yang tak mau disebut namanya, tapi banyak telibat dalam kegiatan pasar modal. Alasannya, obligasi masih kalah menarik dibanding deposito, karena bunga obligasi masih kena pajak penghasilan. Penawaran perdana obligasi Bumi Daya IBJ akan dilaksanakan tanggal 20 sampai dengan 30 Juni ini. Tanggal pencatatan (listing) di bursa efek Indonesia 20 Juli 1988. Pada penawaran perdana itu, ditawarkan dengan nilai 100% dari harga nominal. Kupon bunga sebanyak 12 helai dilekatkan pada setiap lembar obligasi, yang akan dibayarkan setiap triwulan takwim - terhitung mulai tanggal 8 Juli 1988. Dan bunga untuk pertama kalinya akan dibayarkan 1 Oktober 1988. Sedangkan pembayaran bunga terakhir serta pelunasan pinjaman pokok obligasi dilaksanakan 8 Juli 1991. Tampaknya, upaya menghimpun dana masyarakat lewat obligasi kini kian populer. Bisa dikatakan, inilah salah satu hasil deregulasi - Paket Kebijaksanaan 24 Desember tahun lalu. Setidaknya, belitan birokratisasi kini sudah jauh berkurang. Februari lalu, tatkala Bapindo mengeluarkan obligasi Rp 60 milyar, proses perizinannya bisa 9 hari lebih cepat dari batas waktu yang ditentukan, yakni satu bulan. Kalau irama kerja seperti ini dipertahankan terus kehidupan pasar modal tentulah tidak akan lesu berkepanjangan. Siapa menyusul? Suhirdjo Hs., Budiono Darsono, Ahmadie Thaha (Jakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus