Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Fitra Usulkan Prabowo Evaluasi Kinerja Menteri setelah 100 Hari untuk Hemat Anggaran

Fitra mengusulkan Prabowo Subianto melakukan evaluasi kinerja menteri 100 hari belakangan dan melakukan perampingan kementerian untuk hemat anggaran

4 Februari 2025 | 16.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Prabowo Subianto saat berdialog dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman usai agenda inspeksi ke sejumlah sekolah untuk memastikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) terimplementasi dengan baik di Jakarta,. ANTARA/HO-Kementan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Misbah Hasan menyoroti langkah Presiden Prabowo Subianto yang mengeluarkan instruksi efisiensi anggaran. Fitra merekomendasikan Prabowo mengevaluasi kinerja para menteri dan mempertimbangkan kembali pengurangan jumlah kementerian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Misbah mengatakan kabinet gemuk jadi salah satu alasan belanja negara 2025 membengkak. “Prabowo-Gibran harus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja para menterinya dalam 100 hari ini, mana yang mungkin bisa kembali digabung atau mungkin ditiadakan,” ujarnya kepada Tempo, dikutip Selasa, 4 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekertaris Jendral Fitra itu menilai langkah tersebut dapat jadi salah satu upaya efisiensi kas negara. Karena fungsi-fungsi kementerian yang dulu hanya 34 kementerian masih bisa dimaksimalkan. “Dibanding dengan jumlah yang sekarang ini. Juga bisa memangkas anggaran yang lumayan besar.”

Tiap kementerian, kata dia, pasti membutuhkan belanja administratif. Misal, alat tulis kantor (ATK), fasilitas-fasilitas seperti mobil dinas, perjalanan dinas dan lainnya. Jika jumlah kementerian berkurang, maka anggaran belanja tersebut juga bisa dihemat.

Prabowo mengawali pemerintahannya dengan menambah kementerian menjadi 48. Meningkat dibanding masa Joko Widodo yang sebanyak 34. Dengan demikian, jumlah kabinet era Prabowo menjadi yang terbesar pascareformasi. Misbah menilai semangat Prabowo menghemat anggaran bertolak belakang dengan jumlah kementerian yang membengkak.

Berdasarkan postur anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2025, pemerintah menargetkan pendapatan negara Rp3.005,1 triliun. Sedangkan belanja negara mencapai Rp3.621,3 triliun. 

Sementara itu belanja Kementerian dan Lembaga tahun 2025 mencapai Rp1.160,1 triliun. Angka ini meningkat Rp69,3 triliun dibanding target tahun lalu yakni Rp1.090 triliun. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus