ANGKASA Indonesia tiga tahun lagi akan semakin diramaikan oleh 12 unit pesawat Fokker 100, masing-masing berkapasitas 100 penumpang, yang dipesan Garuda Indonesia. Pesawat yang berharga 26 juta dolar per unit ini sengaja dibeli untuk mengimbangi pertumbuhan penumpang dalam negeri, yang diduga akan mencapai 7-9% setahun. Lho? Memang, Garuda sudah menyerahkan sebagian rute penerbangan domestiknya kepada Merpati, "tapi kami masih menerbangi daerah-daerah yang punya nilai internasional seperti Bali, Surabaya, Yogya, dan Batam," kata Soenarjo, Direktur Niaga Garuda. Katanya, 34 pesawat yang menerbangi jalur domestik -- Fokker 28, DC 9, dan Airbus -- tak mungkin bisa mengimbangi laju pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan 7%. Coba saja, tahun lalu jumlah penumpang dalam negeri Garuda 5 juta orang. Tahun ini, angka itu diperkirakan menjadi 6 juta orang. Sekarang, kalaulah pertumbuhannya 7% per tahun, pada 1992 jumlah penumpang domestik akan menjadi 7,4 juta orang, atau naik sekitar 23%. "Ini sesuai dengan pertumbuhan ekonomi kita," kata Soenarjo. Selain memesan Fokker 100, Garuda juga tengah memesan 9 Airbus 330 seharga 1,6 milyar gulden (sekitar 1,8 milyar dolar), yang diperkirakan akan dikirim pada 1996-1997. Tapi Soenarjo belum bisa menyebutkan, apakah pesawat-pesawat itu dibeli dengan sistem kredit, tunai, atau beli-sewa. Semuanya masih dalam negosiasi. "Jadi, tidak seperti perusahaan swasta, yang bisa mendapat kredit asing tanpa harus ada jaminan dari pemerintah," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini