Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

FTX Bangkrut, Masihkah Investor Percaya pada Kripto?

Kebangkrutan FTX memicu penarikan besar-besaran di bursa kripto global di Singapura, crypto.com. Cryptocurrency mulai ditinggalkan?

16 November 2022 | 05.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi kripto. Pexels/Alesia Kozik

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Praktisi investasi Desmond Wira menanggapi fenomena penarikan besar-besaran dii platform bursa kripto global yang berkantor di Singapura, crypto.com. Menurut dia hal itu terjadi imbas dari kebangkrutan bursa kripto terbesar kedua dunia, FTX yang terjadi beberapa hari lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Boleh dibilang terjadi penurunan kepercayaan dari investor kripto, akibat rentetan kasus di dunia kripto mulai dari Celcius, Voyager, 3AC, Luna sampai FTX,” ujar dia kepada Tempo, pada Selasa, 15 November 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu ada kabar bahwa aset crypto.com berisi shitcoin SHIB hampir 20 persen dari total aset. “Hal ini juga menjadi sentimen negatif tambahan,” kata Desmond.

CEO Indodax Oscar Darmawan juga ikut angkat bicara usai kebangkrutan FTX. Berkaca dari kejadian itu, ia menyarankan adanya audit total terhadap bursa kripto yang sudah terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). 

Audit total itu, menurut Oscar, diperlukan agar tercipta transparansi dan perlindungan kepada para investor kripto di Tanah Air. Ia menilai kebangkrutan FTX tak dipungkiri mempengaruhi ekosistem kripto secara global.

Ia menjelaskan audit yang dimaksud adalah audit exchange secara keseluruhan oleh auditor yang paham cara blockchain berjalan, jadi bukan sekedar pencatatan rupiah. "Kita perlu melakukan penyamaan inventory kripto dan rupiah yang ada di orderbook dan saldo nasabah," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Selasa, 15 November 2022.

Selanjutnya: Artinya, menurut dia, audit tersebut bukan hanya ...

Artinya, menurut dia, audit tersebut bukan hanya sekedar proof of reserve yang tidak berarti banyak. "Namun juga proof of liability, yaitu jumlah total deposit member yang tercatat di dalam exchange," tutur Oscar.

Ia juga menyarankan semua bursa kripto di Indonesia melakukan hal yang sama dan menyarankan Bappebti mewajibkan semua bursa kripto untuk melakukan audit serupa. Bappebti diharapkan bisa mengeluarkan aturan terbaru yang meminta bursa kripto menunjukkan hasil auditnya dan dilakukan reguler tiap hari jika memang diperlukan.

Dengan adanya laporan terbuka itu, Oscar berharap, semua orderbook, saldo member (anggota) dan inventory akan sesuai dan semuanya ada di Indonesia. 

"Dengan semua inventory ada di Indonesia, saya yakin member akan terlindungi," katanya. "Jangan sampai orderbook-nya di negara ini, saldonya ada di third party dan inventory yang ada di Indonesia nya sendiri malah ternyata cuma kecil banget."

Ia pun berharap di masa mendatang tidak ada lagi bursa kripto global yang mengalami masalah serupa dengan FTX karena akan mempengaruhi market kripto secara global juga. "Harapannya dengan kebijakan audit yang diusulkan ini dapat membuat risiko ekosistem kripto nasional menjadi sangat rendah dan aset anggota tidak disalahgunakan," ucapnya.

MOH KHORY ALFARIZI | ANTARA

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

M. Khory Alfarizi

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus