Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono mengklaim kondisi fiskal di Tanah Air cukup baik di tengah perang tarif Amerika Serikat dan Cina. Sampai akhir Maret 2025, pendapatan negara mencapai Rp 516,1 triliun atau 17 persen dari target.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kinerja ini menunjukkan perencanaan keuangan yang cermat dan pelaksanaan anggaran yang responsif dalam menghadapi dinamika perekonomian. Pemerintah telah dengan cepat beradaptasi dengan tantangan global,” ujar Thomas lewat keterangan resmi dikutip Rabu, 23 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sementara itu, Thomas memaparkan realisasi belanja mencapai Rp 620 triliun atau 17,1 persen dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2025. Angka tersebut hampir dua kali lipat dari total belanja bulan sebelumnya sebesar Rp 348,1 triliun.
Sementara, defisit anggaran 0,43 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), menurut dia menunjukkan pengelolaan fiskal yang hati-hati. Keponakan Presiden Prabowo Subianto itu menyebut bahwa APBN 2025 akan difokuskan pada peningkatan pendapatan negara dan efisiensi belanja.
Anggaran negara juga fokus untuk pembiayaan beberapa program prioritas. "Dalam jangka pendek, kebijakan fiskal akan difokuskan pada upaya mempertahankan momentum program prioritas pemerintah seperti program makanan bergizi gratis dan koperasi desa merah putih," ucapnya.
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan APBN hingga akhir Maret telah mengalami defisit sebesar Rp 104,2 triliun. Hal tersebut diungkap dalam paparannya di acara Sarasehan Ekonomi 8 April lalu.
Seperti diketahui, pada 2025 APBN ditargetkan defisit Rp 616,2 triliun. Sementara pendapatan negara ditargetkan Rp 3.005,1 triliun dan belanja negara Rp 3.621,3 triliun.
Pilihan Editor: Strategi Pemerintah Indonesia Terbebas dari Tarif Trump