Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Garuda Tunggu Negosiasi dengan Boeing Soal Belanja Pesawat

Garuda masih menunggu negosiasi dengan Boeing Co soal rencana belanja pesawat setelah memastikan pembatalan pemesanan 49 unit Boeing 737 Max 8.

15 Maret 2019 | 10.56 WIB

Seorang teknisi melakukan pengecekan pesawat Garuda Indonesia tipe Boeing 737 Max 8 di Garuda Maintenance Facility AeroAsia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, 13 Maret 2019. Garuda Indonesia memesan Max 8 sebanyak 50 unit adalah untuk peremajaan dan efesiensi. REUTERS/Willy Kurniawan
Perbesar
Seorang teknisi melakukan pengecekan pesawat Garuda Indonesia tipe Boeing 737 Max 8 di Garuda Maintenance Facility AeroAsia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, 13 Maret 2019. Garuda Indonesia memesan Max 8 sebanyak 50 unit adalah untuk peremajaan dan efesiensi. REUTERS/Willy Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk masih menunggu negosiasi dengan Boeing Co soal rencana belanja pesawat setelah memastikan pembatalan pemesanan 49 unit Boeing 737 Max 8.

Baca juga: Garuda Pastikan Pemesanan 49 Pesawat Boeing 737 Max 8 Batal

"Kami belum ada rencana apa pun sampai kami negosiasi dengan Boeing," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara dalam pesan singkat kepada Tempo, Jumat 15 Maret 2019.

Saat ini, kata Ari, perseroan sudah mengirim surat pembatalan pemesanan kepada perusahaan pabrikan pesawat yang berpusat di Amerika Serikat itu. Namun, hingga kini Boeing belum juga merespons surat dari Garuda.

Ari berujar detail surat pembatalan pemesanan pesawat anyar itu nantinya akan menjadi bahan negosiasi antara perseroan dan Boeing. Pada mulanya, perusahaan maskapai pelat merah itu masih memesan 49 pesawat tipe 737 Max 8 yang bakal dikirim hingga 2030.

Pembatalan pemesanan tersebut diumumkan menyusul adanya surat pemberitahuan larangan terbang atau continuous airworthiness notification to the international community (CANIC) dari otoritas penerbangan Amerika Serikat alias Federal Aviation Administration (FAA). Adapun surat ini dirilis FAA pada Rabu petang, 13 Maret 2019, untuk otoritas penerbangan dan operator pesawat di negara-negara yang mengoperasikan Boeing 737 Max 8.

Saat ini, Garuda Indonesia telah memiliki satu unit Boeing 737 Max 8. Pesawat itu terbang untuk mengangkut penumpang dari Indonesia menuju Hong Kong dan Singapura atau sebaliknya. Boeing 737 Max 8 juga mengangkasa di rute domestik, seperti dari Jakarta menuju Surabaya atau Surabaya menuju Jakarta.

Pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia kini dikandangkan setelah Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengeluarkan surat larangan terbang atau grounded. Boeing seri Max ini sempat dicek atau diinspeksi selama dua hari.

Ihwal kerugian yang ditanggung akibat larangan terbang dan pembatalan komitmen pemesanan Boeing 737 Max 8, Garuda Indonesia enggan membeberkan. Perusahaan maskapai tersebut hanya menyatakan patuh pada regulator dan ingin menjamin keselamatan penumpang.

Sebelumnya Boeing juga telah mengeluarkan larangan terbang terhadap armada 737 Max di seluruh dunia setelah menemukan bukti baru di lokasi jatuhnya Ethiopian Airlines di Boshaftu, sekitar 50 kilometer dari Addis Ababa, Ethiopia, Ahad, 10 Maret 2019 pagi waktu setempat.

Manajemen Boeing akan menangguhkan semua 371 pesawat Boeing 737 Max 8 yang telah digunakan oleh berbagai maskapai. Dalam siaran persnya, Dennis Muilenburg, president, CEO, Chairman of The Boeing Company, mendukung langkah FAA membekukan sementara Boeing 737 Max 8.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus