Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) menyebut perang dagang yang diinisiasi Amerika Serikat akan menambah beban bagi perseroan. Alasannya, kondisi tersebut bakal mengoreksi harga bahan baku dan kurs Dolar AS. “Secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap harga bahan baku dan kurs USD. Hal ini akan menambah beban bagi Perseroan mengingat beberapa bahan baku pokok sudah mengalami kenaikan sejak tahun lalu,” kata manajemen GOOD dalam paparan publik di keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Senin, 21 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain perang dagang, manajemen GOOD mengatakan, daya beli masyarakat juga menjadi tantangan di tahun ini. “Kondisi makro dan daya beli masyarakat menjadi tantangan bagi Perseroan untuk bertumbuh di 2025,” kata manajemen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Beroperasi sejak 1994, Garuda Food merupakan perusahaan makanan dan minuman yang memproduksi berbagai produk seperti makanan ringan, cokelat, biskuit, dan minuman olahan susu. Perusahaan ini, yang memiliki nama merek populer seperti Garuda, Gery, Chocolatos, dan Clevo.
Sepanjang 2024 lalu, GOOD mencetak pendapatan bersih Rp 12 triliun sepanjang 2024. Jumlah itu meningkat 16 persen dari 2023 sebesar 10,54 triliun dan di 2022 Rp 10,51 triliun.
Perseroan menyebut di tahun ini akan fokus pada inovasi produk, intensifikasi pasar, dan transformasi digital untuk mempertahankan pertumbuhan ini. Langkah ini diangap bisa mencapai bisnis yang berkelanjutan. “Perseroan optimistis dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan, dan memperkuat posisinya sebagai salah satu pemimpin di industri makanan dan minuman pada tahun 2025,” kata manajemen.
Kemudian, GOOD juga mencatatkan laba bersih Rp 687 miliar. Jumlah ini meningkat 5,62 persen dari 2023 Rp 601 miliar.
Secara terperinci, penjualan dari segmen makanan dalam kemasan berkontribusi sebesar 87,7 persen, sedangkan sektor minuman 12,2 persen. Kemudian, penjualan di sektor domestik tercatat sebesar 96,8 persen dengan nilai Rp 11,8 triliun dan ekspor 3,1 persen dengan nilai Rp 381 miliar.
Pada 2024, aset GOOD tercatat sebesar Rp 8,43 triliun atau meningkat 13,52 persen dari 2023 Rp 7,43 triliun. Sementara, GOOD memiliki liabilitas Rp 4,43 triliun dan ekuitas Rp 4,01 di 2024.