Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pasca gempa Lombok dengan kekuatan 7 skala richter pada Minggu, 5 Agustus 2018, melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat, 18 kantor PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) mengalami kerusakan dengan 3 unit kantor tidak dapat beroperasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
18 kantor BRI tersebut terletak di wilayah Mataram, Selong, Praya, Tabanan, Singaraja, Semarapura dan Amlapura. Meski demikian, BRI terus berupaya memberikan layanan perbankan kepada masyarakat di wilayah terdampak agar kegiatan perekonomian dapat berangsur pulih.
Corporate Secretary Bank BRI Bambang Tribaroto mengatakan, BRI mengoperasikan layanan Teras Keliling untuk menggantikan sementara kantor yang tidak bisa beroperasi.
“Kami sudah mengoperasikan empat mobil Teras Keliling serta satu E-Buzz untuk memberikan layanan operasional perbankan terbatas yang dapat meng-cover masyarakat di daerah terdampak. Harapannya dengan layanan ini dapat membantu masyarakat yang menjadi korban gempa,” ujar Bambang melalui siaran pers, Senin, 6 Agustus 2018.
Masyarakat juga dapat bertransaksi perbankan pada agen BRILink yang masih beroperasi pasca gempa. Tercatat ada 2.455 agen BRILink yang tersebar di Pulau Lombok.
Sebagai wujud keprihatinan dan duka cita serta untuk meringankan beban para korban gempa Lombok, BRI juga menyalurkan bantuan awal tanggap darurat dengan total nilai lebih dari Rp 420 juta berupa selimut, tenda, beras, terpal, mi instan, telur, makanan dan susu bayi, serta pembukaan 2 dapur umum di Madayin serta Sembalun Bumbung.
“Untuk bantuan selanjutnya kami akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat, BNPB dan seluruh stakeholder untuk bahu membahu membantu para korban sebagai wujud nyata komitmen BUMN Hadir Untuk Negeri,” ungkap Bambang.