Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA memasarkan produk gerbong kereta apinya ke Australia dan Selandia Baru. Direktur Pengembangan INKA Agung Sedaju mengatakan perseroan mengambil kesempatan dari perang dagang Amerika-Cina yang terjadi beberapa waktu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ternyata membawa berkah bagi PT INKA," kata Agung saat menjadi pemateri dalam kegiatan Road Show Skema Kerjasama PT. INKA (Persero) Dengan Perguruan Tinggi di aula lantai III gedung Rektorat dr. R. Achmad Universitas Jember, Selasa, 7 Juni 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agung bercerita, Australia awalnya membeli gerbong kereta dari Cina dengan imbalan negeri tirai bambu itu akan membeli batu bara. Namun, sejak meningkatnya tensi antara Amerika Serikat yang menjadi patron Australia dengan Cina, negeri kanguru memilih mendatangkan gerbong kereta garapan PT INKA.
Agung mengatakan setiap peluang ekspor dimanfaatkan sebaik mungkin. Mengingat, saat ini PT INKA diklaim sudah menjadi penguasa pasar produksi kereta api di dalam negeri.
"Namun jika PT INKA hanya menggantungkan pada pasar di Indonesia, keuntungannya tidak akan meningkat," ujarnya.
Saat ini, kata dia, bisnis manufaktur kereta api, seperti produksi lokomotif dan gerbong, berkontribusi terhadap pemasukan sebanyak dua 25 persen dari total keuntungan perusahaan. “Justru lima puluh persen pemasukan berasal dari keuntungan menjual produk suku cadang, komponen pendukung serta produk turunan kereta api lainnya," katanya.
Sementara itu sisanya berasal dari bisnis pengembangan lainnya. Ia menjelaskan, PT INKA tidak hanya memproduksi kereta api dan produk yang berkaitan dengan sepur, tapi juga merambah ke bisnis yang lain, seperti bus listrik.
DAVID PRIYASIDHARTA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini