Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bumi Resources Tbk. merestui penambahan modal tanpa memberikan hak memesan terlebih dahulu atau PMTHMETD atau private placements sebanyak 200 miliar saham.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Langkah ini menjadi pintu masuk Grup Salim ke Bumi Resources lewat dua perusahaan cangkang di Hong Kong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam RUPSLB yang digelar pada Selasa, 11 Oktober 2022, Director and Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan tujuan dari private placement adalah untuk memperkuat struktur modal perseroan, meningkatkan profit, menurunkan rasio utang, dan meningkatkan nilai perusahaan dan nilai investasi.
Nilai transaksi private placement mencapai US$ 1,6 miliar atau setara Rp 24 triliun. "Keputusan telah disetujui oleh para pemegang saham," ujar Dileep melalui keterbukaan informasi, Selasa, 11 Oktober 2022.
Adapun RUPSLB dihadiri sebanyak 81,97 miliar pemegang saham atau 56,98 persen dari 143,84 miliar total pemegang saham. Dari jumlah kuorum kehadiran itu, RUPSLB dinyatakan sah dan dapat mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
Dari keterbukaan informasi yang dikutip Jumat pekan lalu, 7 Oktober 2022, Grup Salim milik Anthoni Salim masuk melalui dua perusahaan cangkang yakni Mach Energy Limited (MEL) dan Treasure Global Investments Limited (TGIL). MEL mengambil 85 persen dari saham yang dilepas BUMI, sementara TGIL mengambil 15 persen sisanya.
MEL memiliki komposisi pemegang saham yang terdiri atas PT Bakrie Capital Indonesia (BCI) dengan kepemilikan saham 42,5 persen di bawah kendali grup Bakrie. Berikutnya, Colver Wide Limited dengan kepemilikan saham 15 persen dan dikendalikan oleh Agoes Projosasmito.
Selanjutnya: MEL yang sahamnya dimiliki perusahaan berbasis Singapura itu...
MEL yang sahamnya dimiliki perusahaan berbasis Singapura itu memegang saham sebanyak 42,5 persen. Adapun Mach Energi berada di bawah kendali grup Salim.
Presiden Direktur BUMI Adika Nuraga Bakrie menjelaskan, masuknya Grup Salim akan dimanfaatkan perseroan untuk ekspansi ke sektor non-batu bara. Salah satu sektor yang dibidik adalah industri amonia, sejalan dengan rencana pemerintah dalam program Beyond Coal 2030.
Sementara itu, Direktur Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan usai private placement, maka Salim Group dan Agoes Projosasmito akan memiliki 37,1 persen saham BUMI, sedangkan Bakrie Group memiliki sekitar 21,9 persen.
Investor yang masuk lewat private placement bakal menggenggam porsi kepemilikan saham 58,2 persen, namun akan turun menjadi 54 persen setelah sisa OWK dikonversi penuh. Dengan dilaksanakannya PMTHMETD ini, maka total ekuitas BUMI juga akan naik 2,9 kali lipat menjadi US$ 2,38 miliar atau sekitar Rp 35,7 triliun.
Menurut Suria, saat ini saham BUMI divaluasi jauh di bawah peers-nya yaitu sebesar US$ 1,15 per mt, atau jauh lebih rendah dari ADRO US$ 5,63 per mt dan ITMG US$ 6,73 per mt. "Oleh karena itu, kami merekomendasikan BUMI dengan target harga di Rp 305,” katanya.
Meski diperkirakan bakal menguat, saham BUMI pada akhir perdagangan Selasa, 11 Oktober 2022 malah terkena Auto Reject Bawah (ARB). Saham perusahaan pertambangan tersebut melemah 12 poin atau turun 6,82 persen ke level Rp 164.
BISNIS
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.