Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Gubernur Bali Berharap Kopi Kintamani Tembus Pasar Ekspor

Gubernur Bali Wayan Koster menginginkan kopi Kintamani, Kabupaten Bangli, menembus pasar ekspor.

7 Februari 2019 | 11.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ilustrasi kopi (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Denpasar - Gubernur Bali Wayan Koster menginginkan kopi Kintamani, Kabupaten Bangli, menembus pasar ekspor sehingga bisa lebih meningkatkan kesejahteraan para petani.

Baca juga: Ada Kopi Kintamani di Seattle, Harganya Aduhai

"Kita tahu kopi Kintamani sangat bagus. Untuk itu perlu difasilitasi agar bisa nantinya melakukan ekspor," kata Koster di Denpasar, Rabu malam, saat menerima kunjungan distributor dan petani kopi serta Atase Pertanian Kedubes RI di Amerika Serikat.

Selain Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 yang memberikan perlindungan terhadap pemasaran produk pertanian lokal Bali, kata Koster, pemerintah provinsi Bali menyiapkan peraturan lanjutan agar produk pertanian lokal dapat diterima lebih luas di pasaran dan bahkan berorientasi ekspor.

Kopi, menurut Koster, merupakan salah satu produk pertanian dari Bali yang menjanjikan untuk diekspor ke luar negeri.

Sementara itu, Atase Pertanian Kedubes RI di Washington DC Amerika Serikat, Hari Edi Soekirno mengatakan AS dan negara sekitarnya merupakan pangsa pasar kopi yang menjanjikan. Permintaan pasarnya, menurut dia, mencapai sekitar US$ 6 juta.

"Kita (Indonesia) baru bisa memasok sekitar 300 ribu dolar AS, masih sangat jauh, dan pangsa pasarnya terbuka," ujar Hari.

Untuk kopi Kintamani, menurut dia, memiliki rasa spesial yang sudah diakui oleh Prancis sehingga harus dikenalkan juga ke pasar AS.

Ketua Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kintamani, Bali, yang juga petani kopi Kintamani, Ketut Jati, mengatakan kopi Kintamani memiliki rasa spesifik yang tidak ada di daerah lain. "Kopi Kintamani juga sudah memiliki sertifikat indikasi geografis dan hak paten, hanya saja pemasaran saat ini masih terbatas," ucapnya.

Karena itu, ia menyambut baik jika kopi yang berasal dari daerah sejuk di Kabupaten Bangli itu bisa merambah pasar Amerika dengan bantuan Pemprov Bali dan distributor.

"Di Kintamani ada 64 subak yang mengembangkan kopi ini. Yang kami butuhkan hanya sarana prasarana agar bisa mengolah sesuai SOP (standar operasional dan prosedur)," kata Ketut Jati.

Sedangkan Direktur PT Dagna Agro Bumi Wahyudi Angligan berharap Pemprov Bali bisa membantu memfasilitasi agar kopi Kintamani jenis arabika ini bisa merambah ke pasar AS. "Kami melihat peluang karena kopi arabika belum terlalu dikenal di sana," ujar Wahyudi.

Selain berorientasi ekspor, pertanian kopi Kintamani nantinya bisa dikemas dengan agrowisata yang bisa menarik minat wisatawan dan semakin meningkatkan citra kopi Kintamani.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus