Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Hampir Lagi Si Tua Perugi Itu Mati

Pihak buruh yang bergabung dalam Serikat Grafika Nasional (NGA) melakukan pemogokan. Mereka menuntut tambahan gaji. Tapi Rupert Murdoch menolak memenuhi tuntutan itu.

10 Oktober 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MUNGKIN hanya di Inggris ada koran terhormat berumur hampir 200 uhun-dan diancam pemogokan berkali-kali. Tentu saja The Times (London). Untung, koran yang sudah jadi lambang keinggrisan itu terbit kembali mulai 1 Oktober. Lewat perundingan melelahkan, Rupert Murdoch, pemilik Times Newspaper Limited (penerbit The Times), akhirnya berhasil membujuk buruh percetakan mau kembali bekerja. Murdoch tampaknya akan memenuhi tuntuun pihak buruh yang tergabung dalam Serikat Grafika Nasional (NGA). Persoalan pemogokan itu bermula ketika 101 buruh utama bagian mesin anggota (NG,) yang bekerja di hari Minggu menuntut tambahan gaji œ 7 (Rp 8.400) per giliran kerja. Tambahan itu dimaksudkan untuk memulihkan selisih gaji mereka dengan 36 pembantu bagian mesin, yang tergabung dalam Masyarakat Nasional Buruh Percetakan (Natsopa). Tapi Murdoch menolak memenuhi tuntutan tersebut. Kenapa? Jika perminuan tadi dipenuhi, hal itu akan meningkatkan biaya gaji sebesar 28%. Pihak manajemen menganggap penghasilan œ 107 (Rp 128 ribu) giliran kerja (15 jam) mencukupi. Mencela Karena tuntutan tidak dipenuhi, 620 buruh percetakan yang tergabung dalam NGA kemudian menolak bekerja. Dan pihak manajemen sejak 25 September itu memutuskan tidak menerbitkan The Times oplah 400 ribu eks. dan The Sunday Times, oplah 1,4 juta eks. Koran The Cuardian, yang dicetak di Times Newspaper, akibatnya juga tidak bisa terbit. Tapi pemogokan kali ini, berbeda dengan dua tahun lalu, tidak mendapat dukungan luas. Owen O'Brien, Pemimpin Natsopa, mencela kelakuan anggota NGA tersebut. "Saya tidak keberatan mereka (anggota NGA) terjun ke jurang. Tapi saya tidak mau, anggota-anggota Natsopa dibawa serta," katanya. Murdoch sendiri mengancam akan melakukan tindakan keras, dan tidak mau mentolerir usaha "perang gerilya" yang dilancarkan anggota NGA. "Saya tidak akan menutup koran ini, tapi saya tidak akan mengatakan apa yang akan saya lakukan besok," katanya. Sikap keras Murdoch tersebut--dalam suasana Inggris yang dirundung pengangguran--membuahkan hasil. Dalam perundingan hari berikutnya, pihak NGA mau melunakkan sikap. Situasi tersebut sungguh berbeda dengan peristiwa dua tahun lalu ketika manajemen Times Newspaper masih dipegang Thomson Organization. Ketika itu 620 buruh anggota NGA mogok bekerja. Mereka menolak dimasukkannya teknologi komputer, yang akan menggantikan tenaga ' manusia di percetakan Times Newspaper. Aksi tersebut juga didukung 2.000 buruh anggota Natsopa. Selama hampir setahun, The Times dan The Sunday Times beserta tiga lampirannya tidak terbit. Sementara itu karyawan dan wartawannya harus tetap digaji. Hasilnya: Thomson Organization rugi œ 30 juta (Rp 36 milyar). Dari sinilah Murdoch, raja koran Australia itu, muncul jadi "juru selamat". Pihak buruh akhirnya mau menerima kehadiran teknologi komputer secara bertahap -- dengan kompensasi kenaikan gaji. Murdoch membeli Times Newspaper Limited seharga œ 12 juta (Rp 14,4 milyar). Keruian toh masih membayang. Bulan Juli dan Agustus saja, dia rugi œ 4 juta (Rp 4,8 milyar). Tahun ini, Murdoch diduga akan memikul rugi œ 20 juta (Rp 24 milyar). Tapi dia tetap tak mau menjual koran The Times, yang sudah berusia 196 tahun kepada pihak lain Gengsi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus