Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan analis melihat saham-saham di sektor energi mampu menjadi salah satu penopang tekanan yang dialami indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saat ini yang masih terlihat menarik dan memiliki prospek menjadi sektor penahan tekanan pada indeks yaitu sektor energi," kata Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, saat dihubungi, Rabu, 5 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada perdagangan Rabu, 5 Oktober 2022, hingga pukul 10.25 WIB, indeks sektor energi (IDXENERGY) bertengger di zona hijau dengan level 2.027,33. Indeks sektoral ini naik 1,64 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya di level 1.994,63.
Ivan menjelaskan, saham emiten sektor energi kini menjadi primadona investor mengingat kebutuhan energi tinggi. Hal itu tercermin pada harga komoditas batu bara yang masih melejit, gas alam, serta minyak mentah yang mulai menunjukkan indikasi rebound.
Meski begitu, dia mengingatkan tren pelemahan IHSG sebetulnya akan berakhir pada bulan ini jika tidak tembus ke bawah 6.800. Sebab, memasuki masa kuartal IV 2022, perusahaan-perusahaan yang menjadi emiten di pasar saham akan menunjukkan laporan keuangan mereka masing-masing.
"Harapannya secara teknikal terlihat ada indikasi meredanya tekanan jual ketika laporan keuangan kuartal ketiga nanti mulai dirilis dan terjadi akumulasi pada emiten-emiten yang menunjukkan ketahanan dari sisi kinerjanya," ucap Ivan.
Senada dengan Ivan, tim analis PT Lotus Andalan Sekuritas juga mencatat penguatan IHSG sejak kemarin, utamanya ditopang oleh kenaikan saham sektor energi. Pada perdagangan Selasa, IHSG ditutup menguat +0,89 persen ke level 7.072,26.
Menurut mereka, penguatan sektor energi tidak terlepas dari harga batu bara acuan (HBA) yang kembali melesat. Tercatat pada Oktober 2022, HBA menyentuh 330,97 USD/ton, level tertingginya pada tahun ini. "Penguatan IHSG utamanya ditopang oleh kenaikan saham sektor energi. Penguatan sektor energi tidak terlepas dari harga batu bara acuan (HBA) yang kembali melesat," ujar tim analis Lotus Sekuritas hari ini.
Mereka mencatat, seiring dengan penguatan sektor energi, saham INDY menjadi top gainer indeks LQ45 dengan penguatan mencapai kenaikan 7,07 persen, diikuti INCO yang naik 6,48 persen, dan MEDC yang naik 5,38 persen.
"Fokus saat ini tertuju pada rilis laporan keuangan kuartal III. Kami optimistis Indonesia tidak akan terkena resesi, didukung oleh kinerja ekspor yang solid dan konsumsi rumah tangga yang kuat," ujar mereka.
Dengan kinclongnya saham-saham emiten energi disertai kinerja ekspor yang kuat, termasuk untuk laporan keuangannya, tim analis Lotus Sekuritas menganggap kondisi ini akan mempengaruhi ketahanan IHSG yang masih kuat dalam jangka menengah.
IHSG, menurut mereka, berpeluang melanjutkan penguatan di kisaran 7.011-7.118. Sedangkan hingga saat ini, IHSG telah bertengger di level 7.119,87 atau menguat 0,67 persen dari level penutupan perdagangan kemarin sebesar 7.072,26.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.