Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Rupiah Melemah 12 Poin Sore Ini, Parkir di Level Rp 16.871,5 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini, Rabu, 23 April 2025, ditutup melemah 12 poin. Besok rupiah diprediksi masih melemah.

23 April 2025 | 18.33 WIB

Pengupasan bawang merah di pasar Induk Kramatjati. Jakarta, 2 Desember 2024. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan bahwa 8 dari 10 komoditas utama penyumbang inflasi pada November 2024 merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Mulai dari bawang merah dan tomat masing-masing 0,10 persen. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Pengupasan bawang merah di pasar Induk Kramatjati. Jakarta, 2 Desember 2024. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan bahwa 8 dari 10 komoditas utama penyumbang inflasi pada November 2024 merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Mulai dari bawang merah dan tomat masing-masing 0,10 persen. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini, Rabu, 23 April 2025, ditutup melemah 12 poin. Rupiah parkir di level Rp 16.871,5 per dolar Amerika Serikat. Sebelumnya, rupiah juga melemah 25 poin di level Rp 16.858,5 per dolar AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang  Rp 16.860 - Rp16.940,” kata pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, Rabu, 23 April 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bank Indonesia, melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan April 2025 yang digelar pada Selasa dan Rabu hari ini, memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan tetap di level 5,75 persen. Suku bunga deposit facility tetap berada pada level 5 persen. Begitu pula suku bunga lending facility yang diputuskan untuk tetap berada pada level 6,5 persen.

Penyebab BI mempertahankan suku bunga acuan, disebabkan ketidakpastian ekonomi global yang dipicu tensi perang dagang. “Agresifnya eskalasi tit-for-tat atau strategi saling membalas, antara Amerika Serikat dan China dalam penentuan tarif impor antara kedua negara, semakin memperburuk ketidakpastian global,” kata Ibrahim. 

Selain itu, kekhawatiran terkait tingkat inflasi dalam negeri juga terjadi. Menurut Ibrahim, kondisi ini karena tekanan deflasi meski data terkini menunjukkan bahwa inflasi masih berada di bawah rentang target BI. 

“Tekanan deflasi yang terjadi selama beberapa bulan terakhir cenderung bersifat temporer usai berakhirnya program subsidi tarif diskon listrik,” kata Ibrahim. 

Inflasi juga diprediksi akan meningkat secara perlahan seiring dengan berakhirnya diskon tarif angkutan udara untuk periode libur Idul Fitri. Peningkatan permintaan agregat dan mobilitas masyarakat menyusul berbagai hari raya keagamaan dan periode cuti bersama di bulan-bulan mendatang turut berpotensi memberikan tekanan inflasi.

 

Adil Al Hasan

Bergabung dengan Tempo sejak 2023 dan sehari-hari meliput isu ekonomi. Fellow beberapa program termasuk Jurnalisme Data AJI Indonesia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus