Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Harga cabai rawit di Pasar Ciracas, Jakarta Timur kini kembali meroket. Sempat melandai hingga Rp 80 ribu per kilogram sesuai harga eceran tertinggi (HET) beberapa hari lalu, harga cabai rawit kini kembali bertengger di angka Rp 120 ribu per kilogram.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Susi, 46 tahun, mengakui harga cabai sempat melandai dua hari lalu. Saat itu, ia bisa menjual produk hortikultura itu seharga Rp 80 ribu per kilogram. Tapi menurut dia, harga itu hanya bertahan sehari. Kini ia kembali berjualan dengan harga Rp 120 ribu per kilogram. “Enggak tahu kok bisa gitu,” ujar pedagang asal Padang, Sumatera Barat itu saat ditemui Tempo di gerainya, Sabtu, 15 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sedangkan cabai murah di gerai Susi turun dari Rp 60 ribu kilogram menjadi Rp 35 ribu per kilogram. Penurunan ini, menurut dia, terjadi sejak tiga hari lalu.
Setali tiga uang, Regina menjual cabai rawit Rp 120 ribu per kilogram. Ia juga sempat mengalami penurunan harga hingga Rp 80 ribu per kilogram beberapa hari lalu. Tapi harga itu tak bertahan lama. “Paling beberapa hari,” ujar perempuan 45 tahun itu.
Sedangkan Latip menjual harga lebih rendah, yakni Rp 100 ribu per kilogram. Tapi ia mengatakan, harga ini juga mengalami lonjakan. Dua hari lalu, ia sempat menjual di harga Rp 60 ribu per kilogram.
Dengan lonjakan ini, pria 32 tahun itu mengatakan kasihan kepada pembeli. Tapi ia tak punya pilihan. “Harga rawit enggak normal. Ada yang mainin harga,” ujar pedagang asal Cilacap, Jawa Tengah itu. Untuk cabai merah, Latip mengakui tengah murah. Ia menjual cabai merah Rp 40 ribu per kilogram.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengungkap, harga cabai rawit merah saat ini terkendala karena faktor musim hujan. Kurangnya pasokan mengakibatkan harga terus melejit. "Petani kita tidak bisa petik, sehingga pasokan ke pasar tersendat," ujar Arief dalam keterangan resminya, Sabtu, 1 Maret 2025.
Selain stok yang menipis, kenaikan harga disebabkan proyeksi kebutuhan konsumsi cabai rawit yang akan naik 13,52 persen atau menjadi sekitar 85,2 ribu ton di Ramadan atau Maret 2025. Tapi Arief mengatakan kondisi ini tak akan berlangsung lama. Di pekan kedua dan ketiga bulan ini, ia mengatakan pasokan akan kembali normal.