Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan harga emas terus mencatatkan kenaikan harga. Dia memproyeksikan harga emas dunia bulan ini tembus US$ 2.500 per troy ounce. "Bulan ini Juli 2024 harga emas dunia tembus $2.500 per troy ounce," kata dia pada Rabu, 17 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada hari ini pukul 12.30 WIB, emas spot tercatat di level US$2.470,77 per troy ounce. Pada perdagangan kemarin, harga emas dunia ditutup pada level US$2.468,57 per troy ounce.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ibrahim menjelaskan sentimen-sentimen yang berpengaruh terhadap peningkatan harga emas dunia. Dia menyebut, ada pengaruh dari pemerintah Amerika Serikat (AS) yang memberikan isyarat agar semua calon presiden di Amerika Serikat mendapatkan pengawalan yang ketat.
"Di sisi lain juga Joe Biden mengatakan agar Robert F. Kennedy Jr. itu dijaga ketat, karena ada kemungkinan besar Robert F. Kennedy Jr. ini adalah pengganti dari Joe Biden untuk melawan Donald Trump dalam kancah perpolitikan di AS," kata dia.
Apabila benar kandidat presiden independen Robert F. Kennedy Jr. ikut dalam pertarungan Pilpres dengan Donald Trump, menurut Ibrahim, kemungkinan kemenangan Robert cukup besar. "Sehingga di sini kemungkinan skenarionya adalah Donald Trump melawan Robert F. Kennedy."
Faktor kedua terkait dengan gejolak di Timur Tengah, di mana Hamas keluar dari perundingan untuk gencatan senjata karena pasukan Israel terus menyerang anak-anak di jalur Gaza. "Ini yang membuat kecaman bagi pemimpin-pemimpin dunia, sehingga tensi politik kemungkinan memanas. Apalagi di bulan Agustus kemungkinan besar Presiden Iran akan dilantik dan akan memberikan statement yang sedikit memanaskan situasi di Timur Tengah," tutur Ibrahim.
Faktor ketiga, yakni bank sentral AS The Fed yang pekan ini akan membahas ekonomi negaranya secara keseluruhan. Para ekonom AS optimistis hampir 90 persen bahwa The Fed kemungkinan akan menurunkan suku bunga 25 basis poin pada September.
Kemudian, ditambah pula oleh data tenaga kerja dan inflasi AS yang terus menurun. Kondisi ini, kata Ibrahim menjadi indikator The Fed ini akan menurunkan suku bunga. "Penurunan suku bunga ini tidak ada hubungannya dengan perpolitikan di Amerika yang sampai saat ini terus memanas," ujar Ibrahim.