Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Harga Naik Drastis, Banyak Pedagang Eceran Kosongkan Stok MinyaKita

Para pedagang ogah menjual produk tersebut dikarenakan harganya yang melambung tinggi. Mereka memilih menyetop penjualan MinyaKita untuk sementara waktu hingga harga stabil kembali.

27 Desember 2024 | 20.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pekerja tengah mengemas minyak goreng Minyak Kita di Gudang pengemasan minyak goreng Kawasan Marunda Center, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu 18 Desember 2024. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyampaikan sejumlah modus distributor nakal yang menyebabkan harga Minyakita dijual mahal di pasar. Beberapa waktu lalu, Kemendag sempat menemukan harga Minyakita dibanderol di atas Rp 17.000/liter dari Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 15.700/liter. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Harga jual eceran dari minyak curah merek MinyaKita di pasaran masih melonjak tinggi melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) di angka Rp 15.700 per liter. Dari penelusuran Tempo ke beberapa pedagang, rata-rata MinyaKita masih dijual di harga Rp 18.000 hingga Rp 20.000 per liternya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Harga modalnya (MinyaKita) Rp 18.000, jadi sekarang saya jualnya Rp20.000. Tadinya harga modalnya itu Rp 15.500, naiknya Rp 2.500. Jauh banget emang,” ujar Rina Wahyuningsih, pedagang toko kelontong di bilangan Cipete, Jakarta Selatan saat diwawancarai Tempo pada Jumat, 27 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Harga MinyaKita disebut-sebut naik dari sekitar Rp 180 per karton, menjadi kisaran Rp 195.000 hingga Rp 200.000 per kartonnya belakangan ini. Hal ini yang membuat para pedagang mesti menambah modal untuk membeli MinyaKita. Akibatnya, harga jual eceran MinyaKita juga ikut terkerek naik. “Kami jualnya Rp 17.500 atau Rp 18.000, supaya ada (untung). Kalau dijual Rp17.000 kami dapat apa?” kata Sahla, salah seorang pedagang sembako di Pasar Ciracas ketika ditemui pada Jumat, 27 Desember 2024.

Sahla menuturkan, dirinya sedikit terpaksa menyediakan stok MinyaKita di tokonya. Sebabnya, selain harga modal yang mahal, ia juga harus membeli MinyaKita dengan sistem bundling dengan merek minyak lainnya yang sebetulnya kurang laku. “Sembako itu memprihatinkan saat ini. Sementara kita wajib menyediakan permintaan masyarakat (terhadap) MinyaKita, dengan perasaan yang sebenarnya, enggak ikhlas lah,” ucap Sahla kembali.

Sementara itu, di beberapa kios, toko, maupun warung lainnya, stok MinyaKita diketahui kosong. Para pedagang ogah menjual produk tersebut dikarenakan harganya yang saat ini melambung tinggi. Mereka memilih untuk menyetop penjualan MinyaKita untuk sementara waktu hingga harga stabil kembali.

“Habis mau bagaimana? Ya mendingan begitu aja, (bilang ke pembeli) lagi enggak ada (MinyaKita), kosong,” ujar Rio, seorang pedagang sembako dan bahan-bahan kue di bilangan Cipete, Jakarta Selatan ketika ditemui oleh Tempo di tokonya pada Kamis, 26 Desember 2024.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Budi Santoso menjelaskan alasan harga MinyaKita masih melambung tinggi. Menurutnya, hal ini disebabkan meningkatnya permintaan masyarakat secara drastis, sedangkan proses distribusi masih terhambat.

Meskipun begitu, Budi sendiri mengklaim saat ini harga MinyaKita sudah kembali stabil di beberapa daerah seperti Manado, Medan, dan Surabaya. Di daerah tersebut, klaim Budi, harga MinyaKita telah sesuai HET.

Han Revanda Putra ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus