Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Harga Telur Lampaui Rp 31 Ribuan per Kilogram, Kemendag Sudah Lakukan Apa Saja?

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Syailendra mengungkapkan sejumlah strategi yang telah Kementerian Perdagangan terapkan untuk menekan lonjakan harga telur ayam ras di tingkat eceran.

24 Agustus 2022 | 18.13 WIB

Pedagang tengah melayani pembeli di Pasar Kebayoran, Jakarta, Senin 22 Agustus 2022. Harga telur ayam di toko sembako di Jakarta telah menembus angka Rp 30.000-Rp 33.000 per kilogram. Sedangkan untuk harga di level warung, terpantau lebih mahal, mencapai Rp 33.000 per kilogram. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Pedagang tengah melayani pembeli di Pasar Kebayoran, Jakarta, Senin 22 Agustus 2022. Harga telur ayam di toko sembako di Jakarta telah menembus angka Rp 30.000-Rp 33.000 per kilogram. Sedangkan untuk harga di level warung, terpantau lebih mahal, mencapai Rp 33.000 per kilogram. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Syailendra mengungkapkan sejumlah strategi yang telah diterapkan untuk menekan lonjakan harga telur ayam ras di tingkat eceran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional per hari ini, Rabu, 24 Agustus 2022, harga telur ayam ras segar rata-rata nasional sebesar Rp 31.000 per kilogram. Harga itu naik secara bertahap, dimulai pada 18 Agustus di harga Rp 30.350, naik jadi Rp 30.450 sehari kemudian, keesokan harinya harga naik menjadi Rp 30.700, dan kemarin pada 23 Agustus 2022 harga telur Rp 30.850 per kilogram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sejumlah pedagang di berbagai daerah juga telah melaporkan kenaikan harga telur ayam bahkan telah melampaui rata-rata nasional. Bahkan di Cianjur tercatat harga telur ayam sudah mencapai Rp 35 ribuan per kilogram.

“Kementerian Perdagangan saat ini tengah berkoordinasi dan bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional serta Kementerian Pertanian untuk menciptakan iklim usaha perunggasan yang kondusif," kata Syailendra melalui keterangan tertulis, Rabu, 24 Agustus 2022.

Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan menyediakan jagung pakan dengan harga sesuai harga acuan pemerintah yaitu sebesar Rp 4.500 per kilogram untuk membantu peternak layer terutama skala mikro kecil. Bantuan itu telah dimulai pada Oktober-Desember 2021 sebesar 30 ribu ton, dan dilanjutkan pada periode Mei-Juni 2021 dengan realisasi sekitar 25 ribu ton. 

“Bantuan ini diharapkan dapat mengurangi beban biaya produksi peternak layer dengan harapan pasokan dan harga telur ayam dapat menjadi stabil,” uajr Syailendra.

Tapi kemudian terjadi kenaikan harga telur ayam ras di tingkat eceran akibat harga di tingkat peternak melonjak sejak Mei 2022 hingga menyentuh Rp 24.000 per kilogram. Harga telur ayam ras selanjutnya terus meningkat hingga kini. Sementara harga jual di tingkat peternak dipengaruhi oleh tingginya Harga Pokok Produksi (HPP) peternak yang saat ini berkisar Rp 21.000 - 22.000 per kilogram.

Padahal harga telur ayam ras di tingkat peternak sebelumnya tidak pernah menembus Rp 22.000 sejak Januari 2021 kecuali pada Desember 2021. Berdasarkan informasi dari Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, rata-rata nasional telur ayam ras di tingkat peternak sekitar Rp 27.500 atau sekitar Rp 28 ribuan per kilogram pada 22 Agustus 2022.

Selanjutnya: Afkir dini juga disebut sebagai pemicu kenaikan harga telur.

Harga rata-rata telur ayam di tingkat peternak itu naik 1,6 persen dibandingkan sepekan sebelumnya dan naik sekitar 8,8 persen dibandingkan sebulan sebelumnya. Harga tertinggi terjadi di Pulau Sulawesi dan Kalimantan sebesar Rp 28.500 dan harga terendah di Pulau Sumatra Rp 25.800, sementara di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa tenggara sekitar Rp 27.500 per kilogram.

Lebih jauh, Syailendra menjelaskan, tingginya HPP peternak yang berkisar Rp 21.000 - 22.000 per kilogram disebabkan tingginya harga bahan baku pakan yang memiliki porsi sekitar 65 persen dari HPP. Adapun bahan baku pangan ternak itu berasal dari dalam negeri seperti jagung, maupun bahan baku asal impor seperti soy bean meal atau bungkil kedelai dan meat bone meal atau tepung tulang dan daging. 

HPP ini yang kemudian mempengaruhi harga jual pada tingkat peternak dalam kondisi normal berkisar Rp 22.000 - 24.000, yang kemudian berakibat pada harga eceran telur ayam ras yang seharusnya berkisar Rp 27.000 - Rp 28.000 per kilogram.

Adapun selama Februari - Maret 2022, harga telur ayam ras di tingkat peternak sempat menurun dan membuat para peternak ayam petelur melakukan afkir dini. Afkir dini atau pengurangan populasi hampir 30 persen itu dilakukan untuk mengurangi beban produksi dan kerugian.

Replacement stock ayam petelur di kandang peternak usai afkir dini tersebut yang kemudian membutuhkan waktu beberapa bulan sebelum kembali ke performa yang baik. "Sehingga pasokan telur ayam ras saat ini pun dapat dikatakan belum kembali normal,” ucap Syailendra.

Ia berharap para peternak maupun pedagang agar dapat turut serta mendukung pemerintah dalam menahan dan meredam laju kenaikan harga telur ayam ras. “Dengan stabilitas harga telur ayam ras yang terjaga, akan tercapai iklim usaha telur ayam ras yang kondusif baik bagi peternak, pedagang, maupun masyarakat selaku konsumen,” ucap Syailendra.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus