Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Hashim Djojohadikusumo akan membangun pusat suaka orang utan di Pulau Kelawasan, Kalimantan Timur. Pulau ini berlokasi di Teluk Balikpapan dan masuk dalam wilayah Ibu Kota Nusantara atau IKN. Pembangunan suaka orang utan ini melibatkan Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD), Otorita IKN dan Kementerian Kehutanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono mengatakan Pulau Kelawasan ditetapkan sebagai kawasan lindung karena keberadaan IKN. “Kelawasan yang terletak di wilayah IKN memiliki potensi ekologis yang kaya dengan keanekaragaman hayati yang tinggi,” katanya melalui keterangan tertulis, Kamis, 10 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam siaran pers yang sama, Hashim mengatakan suaka orang utan di Pulau Kelawasan merupakan habitat jangka panjang bagi orang utan jantan yang tidak dapat dilepasliarkan ke alam liar. “Banyak orang utan dewasa yang kalau dilepasliarkan pasti mati karena cari makannya susah. Kita carikan tempat lingkungan yang nyaman bagi orang utan dewasa di alam yang terbuka, maka kita pilih Pulau Kelawasan,” kata Hashim.
Di kawasan suaka itu nantinya akan dibangun fasilitas pendukung aktivitas alami orang utan. Sarana yang akan dibangun seperti shelter sebagai tempat berlindung, feeding platform untuk pemberian pakan harian yang dilengkapi dengan kolam air minum orang utan, serta feeding plus sebagai area perawan dan pemeriksaan kesehatan satwa.
Namun Juru Kampanye Hutan Greenpeace Iqbal Damanik menilai pembangunan suaka tersebut dikhawatirkan dijadikan dasar untuk membabat habitat alami orang utan yang masih tersisa di sekitar kawasan IKN. Bahkan, tak terutup kemungkinan pembangunan IKN yang makin meluas bakal mengancam koridor orang utan yang punya daya jelajah luas.
“Sering pembangunan suaka menjadi argumentasi bahwa upaya pengrusakan habitat orang utan di wilayah Kalimantan seakan-akan diperbolehkan, karena sudah ada suakanya,” ujar Iqbal saat dihubungi, Kamis, 10 April 2025.
Ia juga menilai Hashim sebenarnya bertanggung jawab atas rusaknya habitat orang utan di Kalimantan. Sebab, kata Iqbal, adik Presiden Prabowo itu memiliki sejumlah konsesi yang menghilangkan habitat alami orang utan.
“Ini bisa dianggap sebagai upaya cuci tangan," kata Iqbal. "Karena sejarah Hashim di Kalimantan Timur tidak bisa dilepaskan dari perusahaan hutan tanaman industri, bahkan jauh sebelum IKN diinisiasi, yang menyebabkan rusaknya habitat orang utan."
Seharusnya, Iqbal melanjutkan, kalau benar Hashim peduli terhadap orang utan, dia harus memulihkan habitat orang utan yang telah dirusak. "Cara melindungi orang utan yaitu dengan melindungi habitatnya. Dalam konteks di Kalimantan saat ini, itu menjadi pertanggungjawaban bagi Hashim juga untuk melakukan pemulihan,” kata Iqbal.
Pilihan Editor: Pembangunan Gedung DPR di IKN akan Dilelang Mei