Indonesia harus waspada. Ekspor Indonesia pada Agustus lalu hanya US$ 4,8 miliar—turun dibandingkan dengan Juni dan Juli, yang sempat menembus US$ 5 miliar. Penurunan terjadi karena ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat dan Singapura turun, sehingga kenaikan ekspor ke Jepang yang hanya 12,69 persen tak banyak menolong. Ekspor nonmigas Indonesia ke tiga negara ini mencapai hampir 40 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia. Sementara itu, secara kumulatif (Januari-Agustus), ekspor Indonesia turun 5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, menjadi US$ 37,35 miliar.
Penurunan ekspor ini diperkirakan masih akan berlangsung 1-2 bulan ke depan. Perkiraan ini didasarkan pada penurunan volume dan nilai impor sampai Juli lalu. Biasanya, efek impor terhadap besaran ekspor terjadi 2-3 bulan kemudian. Kendati demikian, Indonesia masih punya harapan dalam tiga bulan terakhir karena impor Indonesia mulai naik pada Agustus, yakni 8,54 persen, menjadi US$ 2,82 miliar. Hasil survei Bank Indonesia yang dirilis Agustus lalu juga menunjukkan hal yang sama. Selama triwulan kedua tahun ini, realisasi investasi meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Realisasi investasi itu kebanyakan berupa pembelian mesin dan bangunan. Para pengusaha yang disurvei juga menyatakan bahwa mereka akan melanjutkan ekspansi usahanya pada tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini