Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memastikan rolling stock kereta api ringan (Light Rail Transit/LRT) Jabodebek bakal dibuat oleh Hyundai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Perusahaan manufaktur asal Korea Selatan tersebut akan bekerja sama dengan PT Industri Kereta Api (INKA), termasuk di dalamnya alih teknologi. "Dari awal memang Hyundai. Kami akan kawal terus, khususnya transfer teknologinya," kata Luhut di Jakarta, Jumat, 29 Desember 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam kunjungan ke Korea Selatan beberapa waktu lalu, Luhut mendapat penjelasan dari pihak Hyundai bahwa mereka sudah menyuplai dan membangun sarana perkeretaapian di 36 negara di luar Korea Selatan, antara lain Kanada, Amerika Serikat, dan Turki.
Namun Luhut menekankan bahwa yang terpenting dari pembangunan infrastruktur, selain transfer teknologi, adalah penggunaan produk lokal.
Menanggapi hal tersebut, Chief Executive Officer Hyundai Kim Seung-tack menjelaskan, pabrik yang didirikan di Turki memang untuk mengakomodasi kebutuhan kereta di sana. Penggunaan konten lokalnya pun mencapai 51 persen.
Dia juga mengaku sanggup menuntaskan pembangunan LRT dalam waktu 15-16 bulan. Kim mengatakan, yang paling mungkin dilakukan adalah 30 persen proses pembangunan pertama dilakukan di Busan, Korea Selatan dan 70 persen sisanya dilakukan di Indonesia.
Executive Vice President for Overseas Marketing PT INKA, Bambang Kushendarto, menyambut baik rencana kerja sama tersebut. Pasalnya ia melihat ada teknologi Hyundai yang belum pernah dibuat INKA. Berdasarkan pengamatannya, produk Hyundai cukup kompatibel untuk proyek kereta api di Indonesia.
Menteri Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan Kim Hyunmee juga menegaskan bahwa pihaknya telah berkomitmen untuk turut serta dalam pembiayaan LRT tahap II dan III.