DI Amerika, para importir mobil Jepang silih berganti menaikkan
harga. Mereka umumnya memakai alasan karena nilai Yen meningkat
sekitar 10% dalam pertukarannya denan dollar sejak permulaan
tahun ini.
Toyota, misalnya, sudah mengalami kenaikan harga ketiga kalinya
untuk model 1977. Pada muLInya bulan April rata-rata kenaikan
kendaraan Toyota, baik niaga maupun sedan, sebmyak 2,3%. Di
bulan Nopember ia naik 2,8% dan belum lama ini naik lagi 3,8%
Honda Motor Co. di Amerika juga sudah tiga kali menaikkan harga.
Sedang para importir Nissan dan Datsun sudah dua kali, yang
kelihatannya bukan terakhir untuk tahun ini. Kalau tidak
dinaikkan, mereka rupanya melihat bahwa penerirnaan Yen dari
penjualan di luar negeri jadi berkurang.
Apakah gejala di Amerika itu akan melatah pula di Indonesia,
kalangan bisnis sudah berjagajaga. Direktur Mudahar dari
Toyota-Astra Motor mengatakan kepada TEMPO bahwa kalkulasi yang
dipakai perusahaannya masih tetap pada patokan harga lama. Harga
patokan itu, katanya, tidak berpegang pada nilai Yen. Meskipun
begitu, dia tidak bisa menjamin bahwa harga sekarang bisa
bertahan, apalagi ada check price dari bea cukai yang
menentukan harga kendaraan. Jadi, akan latah naik?
Soalnya ialah check price itu dinaikkan setiap kali 6 bulan.
Diduga mulai 1 September nanti check price itu meningkat 24%.
Bea Cukai biasanya mengikuti dollar. Jika dalam dollar satu unit
kendaraan bertambah mahal sebagai akibat meningkatnya nilai Yen,
maka dengan sendirinya bea cukai dan pajaknya naik pula.
Direktur Bermawi Alwi dari PT Indokaya Nissan Motor memberi
contoh Nissan pick-up berharga tetap dalam mata-uang Jepang,
yaitu Yen 605.530, dari mulai Juni sampai sekarang. Tapi dalam
mata-uang Amerika ia sudah lebih mahal sebanyak $ 58.
Meskipun begitu, manajer Himawan Surya dari Motor Vehicle
Division, Astra International Inc., mengatakan bahwa sikap para
penjual kendaraan, karena persaingan, adalah wit and see.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini