Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Fukuda Diminta Terlalu Banyak ?

Takeo Fukuda, 78, PM Jepang menghadiri KTT ASEAN di Kuala Lumpur. Delegasi 7 menteri ASEAN meminta bantuan Jepang $1,6 milyar untuk pembangunan 5 proyek dan menyediakan dana stabilitas $400 juta.

6 Agustus 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INILAH saat yang penuh tantangan bagi Takeo Fukuda, 78 tahun. Masih menghadapi masalah di dalam negerinya yang belum sunyi benar dari suasana resesi ekonomi, Perdana Menteri Jepang itu kini jadi sorotan pers selama KTT ASEAN di Kualalumpur. Beberapa waktu berselang, tak lama sesudah tampil sebagai orang No 1 di Jepang, Fukuda ada menyatakan maksudnya untuk membina hubungan yang lebih bersifat "dari hati ke hati" dengan para tetangganya di Asia Tenggara. Kini dia tengah diuji pemimpin kelima negara ASEAN akan reaksinya terhadap beberapa tuntutan yang disampaikan baru-baru ini di Tokyo oleh delegasi tingkat Menteri ASEAN yang dipimpin Menteri Perdagangan Radius Prawiro. Dalam pertemuannya dengan Fukuda, delegasi 7 Menteri itu menyampaikan serangkaian daftar permintaan: antara lain bantuan epang sebesar $ 1,6 milyar untuk pembangunan lima proyek komplementer (pabrik pupuk Urea di Malaysia dan Indonesia, mesun disel di Singapura, super fosfat di Pilipina dan soda ash di Muangthai). Uluran tangan dari Jepang bisa dipastikan akan muncul. Sekalipun permintaan yang semula berjumlah $ 1,6 milyar itu tipis kemungkinan akan diberikan. Surat kabar berpengaruh Yomiuri Shimbun belum lama berselang ada menyebutkan jumlah $ 1 milyar sebagai angka yang akan dipertaruhkan Jepang. Tapi rupanya ada kesulitan lain bagi PM Fukuda untuk segera menjawab permintaan ASEAN. Kecuali studi peniaiagan kemungkinan yang sudah rampung dibuat oleh Indonesia, negara ASEAN lainnya kabarnya belum menyelesaikan studi itu. Pertemuan KL Tak Mampu? Bagaimana Jepang bisa menjawab kalau konsep yang harus dibikin si pemohon sendiri belum selesai? "Asal Jepang sudah bilang sanggup, itu sudah cukup buat kami," kata Menteri Radius kepada pers di Tokyo Bisa diduga pertemuan tiga hari (4 s/d 6 Agustus) di KL tak akan mampu menghasilkan rumusan yang kongkrit tentang berapa bantuan Jepang. Dan berapa pula yang akan disalurkan ke masing-masing anggota. Sekalipun begitu, agaknya sulit bagi Fukuda untuk berkata "tidak" atau "tunggu dulu" Baik menjelang maupun seusai pertemuan tingkat Menteri Ekonomi se-ASEAN di Singapura bulan Juni lalu, desakan kepada Jepang tera begitu kuat, hingga - seperti dikatakan dalam sebuah artikel dari staf Mainichi Shimbun baru-baru ini - telah menempatkan Fukuda dalam posisi yang sulit untuk menolak Fukuda sendiri, sebagai veteran di Kementerian Perekonomian Jepang semasa PM Takeo Miki, tentunya cukup arif untuk mengetahui sejauh mana proyek yang diajukan itu bisa dipertanggungjawabkan. Staf Fukuda kabarnya menduga, jangan-jangan paket proyek yang disodorkan itu merupakan hasil kompromi di antara ASEAN sendiri. "Mereka khawatir proyek-proyek yang diajukan itu bisa bertentangan dengan yang sudah ada," kata seorang pengusaha Jepang di gedung Wisma Nusantara, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta kepada TEM. PO "Kalau itu benar, maka uang Jepang akan mengalir secara kurang bermanfaat." Tapi besarkah permintaan bantuan yang $ 1 milyar itu? Beberapa pejabat di Jakarta beranggapan "jumlah itu masih di bawah gabungan pabrik LNG di Bontang dan Arun yang menelan $ 1,5 milyar lebih." Memang, apa artinya uang $ 1 milyar untuk lima pabrik yang jelas merupakan proyek padat modal? Maka kalau sampai kelima negara ASEAN tkh akan memaksakan pendirian proyek itu, yang pasti mereka harus melakukan diplomasi kesana kemari untuk mencari tamhahan pinjaman lagi. Dan bantuan (baca: pinjaman) dari Jepang itu hanya merupakan pancingan untuk memperoleh pinjaman yang lebih besar lagi. Masalah lain yang dihadapi Jepang adalah ini: Kalau proyek itu jadi dilaksanakan, industri pupuk dan discl swasta Jepang tentu akan dimintai bantuannya. Dalam keadaan yang masih resesi dan menghadapi kelebihan surplus sekarang ini, menjadi pertanyaan bagahmana industri Jepang itu bisa diharapkan akan berscmangat membantu proyek yang bakal jadi saingannya? Tapi betapapun juga, tanpa perlu menyebutkan janji kongkrit, Takeo Fukuda akan memberikan jawaban yang positif di KL. Jepang lama sudah ingin punya wajahyang lebih shnpatik. Bukan bayangan 'binatang ekonomi' yang rakus. Dan Fukuda sadar kehadirannya dalam forum puncak ASEAN merupakan kesempatan yang baik untuk itu. Jangan lupa, beberapa negara industri masih menuding Jepang menumpuk surplus neraca perdagangannya: suatu hal yang dipandang memalukan dalam suasana ekonomi yang masih sulit (resesi) sekarang. Benci Kartel Permintaan lain ASEAN agar Jepang menyediakan dana stabilisasi sebesar $ 400 juta merupakan permintaan yang masuk akal. Sebagai negara yang miskin bahan mentah, Jepang paling membenci adanya kartel, yang bisa campur tangan terhadap pembentukan harga yang bebas di pasaran. Untuk menghindari hal ini, mungkin Jepang tak keberatan mengadakan semacam Konvensi Lome, yang ada antara MEE dan beberapa negara Afrika. Dengan persetujuan ini ditentukan apabila satu negara mengalami penurunan hasil ekspor - untuk sekian tahun dan sekian persen - maka kekurangannya itu dibantu dengan uang dari dana khusus tersebut tanpa bunga. Bila ekspor membaik lagi, bantuan dicabut. Nampaknya di sini juga negara ASEAN bisa mengharapkan sesuatu yang positif dari Fukuda. Problimnya sekarang adalah: Apakah semua permintaan bersama ASEAN itu akhirnya akan mengurangi bantuan Jepang secara bilateral kepada masing asing negara? "larapan kami," kata Radius, "Jcpang tak akan mengurangi bantuan bilateralnya kepada masing-masing anggota." "Bahkan sebaliknya, bantuan bilateral ini bisa lebih besar lagi," kata Radius pula. Terlalu banyak bagi Jepang? Tunggu saja sampai Fukuda mendarat di KL.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus