ASBES, yang kabarnya membahayakan kesehatan manusia, masih diproduksi beberapa pabrik di Indonesia, terutama untuk keperluan perumahan sederhana. Di negara maju, pabrik asbes sudah kapok. Di AS, awal bulan ini, misalnya, ada lima bekas produsen asbes dan 75 perusahaan asuransi diseret ke pengadilan San Francisco. Mereka, menurut koran Asian Wall Street Journal, diharuskan membayarkan klaim milyaran dolar bagi korban asbestos. Sebelumnya, lima perusahaan yang semula memproduksi asbes tersebut - Manville, Armstrong World Business Inc., GAF Corp., Fibreboard Corp., dan Nicolet Inc. - masing-masing sudah dihukum untuk membayar klaim sekitar 20.000 korban. Namun, klaim itu rupanya sangat besar, dan tak bisa ditutup baik oleh mereka maupun secara bersama dengan perusahaan asuransi. Manville, bersama enam perusahaan asuransinya, misalnya, telah menyediakan US$ 426 juta, tapi masih harus menombok sekitar US$ 200 juta. Tampaknya, pemecahan masalah itu akan sangat rumit, sehingga butuh dua tahun untuk menemukan hakim yang bijaksana. Paling sedikit ada 55 pengacara yang akan tampil. Kendati pengadilan itu akan dilayani dengan tiga sistem komputer untuk menampung lebih dari 100.000 bukti pengadilan, diperkirakan pemecahan paling cepat dalam setahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini